Bola / Bola Indonesia
Jum'at, 17 Oktober 2025 | 07:28 WIB
Patrick Kluivert Bisa Dapat Pesangon Rp33,8 Miliar dari PSSI (instagram)

Suara.com - Estimasi pesangon Patrick Kluivert setelah dipecat dari jabatan pelatih kepala Timnas Indonesia dikabarkan mencapai angka mencengangkan, yakni sekitar Rp33,8 miliar.

Jumlah di atas disebut-sebut setara dengan biaya pembangunan lebih dari 30 lapangan mini soccer.

Hal ini sontak membuat publik heboh dan mempertanyakan keputusan PSSI di tengah kegagalan tim melangkah ke Piala Dunia 2026.

Sebagaimana diketahui, PSSI mengumumkan pemutusan kerja sama dengan Kluivert dan seluruh staf kepelatihannya pada Kamis, 16 Oktober 2025.

Pemutusan kontrak itu dilakukan melalui mekanisme mutual termination atau kesepakatan bersama, hanya sembilan bulan setelah Kluivert resmi menukangi Skuad Garuda.

Patrick Kluivert sendiri dikontrak selama dua tahun sejak Januari 2025, dengan estimasi gaji bulanan di kisaran Rp1,3 hingga Rp1,5 miliar atau sekitar Rp18 miliar per tahun.

Dengan total nilai kontrak mencapai sekitar Rp36 miliar, kompensasi nyaris menyentuh angka Rp34 miliar.

Warganet langsung membanjiri kolom komentar dengan sindiran tajam, bahkan menyinggung masa lalu Kluivert yang pernah tersandung kasus perjudian.

"Bisa buat? Ya masang lah, raja parlay nih boss si PK," tulis seorang warganet dengan nada sarkastik.

Baca Juga: Era Patrick Kluivert Resmi Berakhir, Suara dari Parlemen Ingin Shin Tae-yong Kembali

Ada pula yang menyinggung Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang dulu menunjuk Patrick Kluivert untuk menggantikan Shin Tae-yong.

"Seseorang melakukan perjudian dengan merekrut penjudi dan demi keuntungan bandar judi," ujar warganet.

Patrick Kluivert memang sempat menjadi sorotan media Eropa beberapa tahun lalu karena kasus utang judi yang menyeret namanya dalam pusaran dugaan pengaturan skor.

Pada 2017, dilaporkan bahwa Kluivert memiliki utang lebih dari satu juta Euro, atau sekitar belasan miliar rupiah, kepada jaringan kriminal di Belanda.

Peristiwa itu terjadi saat dia masih melatih Jong Twente, tim cadangan FC Twente, pada periode 2011–2012.

Selain memiliki utang, pelatih asal Belanda itu dituduh ikut dalam taruhan ilegal yang berkaitan dengan hasil pertandingan.

Load More