-
Erick Thohir teguh menolak mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI.
-
Jabatan PSSI adalah amanah dari voters dan juga mandat FIFA.
-
Ia berkomitmen tuntaskan transformasi sepak bola hingga periode 2027.
Suara.com - Desakan publik di media sosial agar Erick Thohir melepaskan posisi pucuk pimpinan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) masih terus bergema.
Namun, mantan pemilik Inter Milan ini dengan tegas menolak tuntutan netizen tersebut, sebab dirinya memandang jabatan itu sebagai sebuah amanah besar, termasuk dari entitas sepak bola global FIFA.
Keterangan ini disampaikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut dalam sebuah diskusi yang ditayangkan di kanal YouTube Bukan Kaleng Kaleng pada Selasa (4/11/2025).
Erick mengakui betul adanya sorotan tajam yang menuntutnya mundur pasca kegagalan Tim Nasional Indonesia melaju ke turnamen akbar Piala Dunia 2026.
Meski demikian, pria yang juga menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) ini bergeming, berpegang teguh bahwa pemilihannya adalah mandat sah dari para pemilik suara PSSI.
"Saya itu kan terpilih atas voters dari daerah, dari klub-klub," kata Erick Thohir, menekankan dasar legalitas kepemimpinannya.
Dia menyatakan bahwa tidak hanya voters di tingkat domestik, tetapi juga ada mandat signifikan dari FIFA terkait upaya perbaikan menyeluruh (transformasi) persepakbolaan nasional.
Sebagai informasi, Erick Thohir mulai menjabat sebagai Ketua Umum PSSI setelah tragedi memilukan Kanjuruhan, menggantikan kepemimpinan Mochamad Iriawan sebelumnya.
Periode kepemimpinan Erick Thohir ditetapkan akan berlangsung hingga 2027, tahun di mana akan diadakan pemilihan pengurus baru.
Baca Juga: Respons Prabowo Subianto usai Erick Thohir Minta Maaf Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026
Dia menegaskan kewajiban moral untuk menjalankan tanggung jawab ini hingga akhir masa jabatannya.
"Nah, jadi amanah ini ya saya harus pertanggungjawabkan dan jaga, dan itu yang saya bilang, pada 2027 ada pemilihan, silakan saja," ia menambahkan.
Erick meminta kesempatan untuk menuntaskan pekerjaan yang telah dimandatkan, meskipun menyadari adanya banyak kekurangan.
Dia menolak anggapan dirinya merasa selalu benar, sebaliknya mengakui bahwa sebagai manusia banyak kekhilafan.
"Tapi beri kesempatan kita bekerja dengan segala kekurangan kita. Dan saya juga tidak mau misalnya kita selalu benar, ya mana ada sih manusia yang selalu benar. Yang ada banyak salah."
Kontinuitas upaya kerja keras harus dijaga sebagai bentuk pertanggungjawaban atas amanah yang sudah diemban.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Bursa Transfer Memanas: 5 Bintang Abroad Timnas Indonesia yang Berpeluang Ganti Klub Baru
-
Media Belanda: Bukan Van Bronckhorst, John Herdman Calon Tunggal Pelatih Timnas Indonesia
-
Mikel Arteta Ajak Arsenal Nikmati Setiap Kemenangan usai Kembali ke Puncak Liga Inggris
-
AFC Nations League Resmi Diluncurkan, Timnas Indonesia Siap Hadapi Kompetisi Baru Asia
-
Drawing Piala AFF 2026 di Jakarta, Misi Timnas Indonesia Raih Juara
-
AFC Rancang Nations League, Jadwal Timnas Indonesia Bakal Super Padat
-
Gelandang Man City Keturunan Indonesia Semringah Bisa Cetak Gol di Kandang
-
Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
-
Kata-kata Emil Audero Usai Tampil Heroik di Laga Lazio vs Cremonese
-
Fabio Lefundes Sebut Laga Borneo FC vs Persebaya Berkualitas Tinggi Meski Tak Full Team