Bola / Bola Indonesia
Jum'at, 07 November 2025 | 11:05 WIB
Claudia Scheunemann, 16 tahun, resmi debut dan langsung mencetak dua gol untuk tim putri FC Utrecht. [Dok. IG Claudia Scheunemann]
Baca 10 detik
  • Claudia Scheunemann, 16 tahun, resmi debut dan langsung mencetak dua gol untuk FC Utrecht.
  • Bintang muda Indonesia ini melihat Liga Belanda sebagai batu loncatan menuju klub elite Eropa.
  • Ia berharap menjadi inspirasi bagi generasi pesepak bola putri Indonesia.

Suara.com - Pemain keturunan Indonesia-Jerman, Claudia Scheunemann belum genap 17 tahun, namun namanya sudah mendapat perhatian besar di Belanda.

Striker Timnas Putri Indonesia ini menjadi pemain termuda dalam skuad FC Utrecht Women sejak didatangkan pada musim panas lalu. Dan pada debut resminya, ia langsung mencuri sorotan.

“Saya terutama ingin menginspirasi anak-anak perempuan di Indonesia,” ujarnya dikutip dari AD, Jumat (7/11/2025).

Popularitas Scheunemann sejatinya sudah meledak sebelum ia mendarat di Eropa.

Di usia 13 tahun, ia menjadi debutan termuda dalam sejarah Timnas Putri Indonesia.

Tidak lama kemudian, ia juga mencatatkan diri sebagai pencetak gol termuda—sebuah rekor yang masih ia pegang.

Tak heran bila jumlah pengikut Instagram-nya melampaui 200 ribu orang, jauh di atas rekan setimnya di Utrecht.

Hal ini memunculkan pertanyaan: apakah kehadirannya hanya sebatas strategi publikasi klub? Atau ia memang bakat besar yang siap meledak di Eropa?

Pertanyaan itu mulai terjawab saat ia akhirnya turun bertanding.

Baca Juga: Komentar Penyerang Keturunan Medan Bikin Timnas Indonesia Tenang, Kenapa?

Tertahan Regulasi, Lalu Menggebrak

Meski bergabung sejak awal musim, Scheunemann sempat tertunda tampil karena dokumen FIFA belum sepenuhnya disetujui.

Pelatih Utrecht, Linda Helbling, sebenarnya sudah ingin memberi kesempatan lebih awal, namun proses administrasi membuatnya hanya bisa duduk di bangku cadangan dalam beberapa laga liga.

Kesempatan itu baru datang di ajang KNVB Cup melawan IJFC. Tertinggal di babak pertama, Utrecht bangkit, membuka ruang bagi Helbling memberikan debut untuk sang remaja.

Dalam laga itu, Scheunemann menunjukkan alasan sebenarnya ia direkrut: kualitas. Hanya dalam 25 menit, ia mencetak dua gol.

“Memang kami menghadapi tim amatir, tetapi tetap saja, ini debut yang hanya bisa kamu impikan,” kata Claudia Scheunemann.

Perubahan Hidup di Usia 16

Hijrah ke Belanda berarti hidup mandiri — sesuatu yang baru bagi pemain berusia 16 tahun.

Musim lalu ia membela HSV Hamburg di Jerman, negara di mana ia merasa nyaman berkat darah Jerman dari sang ayah.

Di sana ia tinggal bersama keluarga asuh yang membantu urusan sehari-hari.

Kini, Scheunemann tinggal bersama dua rekannya di Utrecht, Lena Mahieu dan Dieke van Straten.

“Mereka luar biasa, tapi sekarang saya harus mulai memasak sendiri,” ujarnya sambil tertawa.

Kekhawatiran lain datang dari faktor bahasa. Namun ternyata adaptasi justru lebih mudah dari dugaannya.

“Saya sempat takut soal bahasa, tapi semua orang di sini berbahasa Inggris dengan sangat baik,” katanya.

Ia juga memuji staf klub dan rekan setim yang membuatnya cepat merasa nyaman.

Ambisi: Dari Utrecht ke Klub Besar Eropa

Scheunemann kini bermain sebagai winger yang tengah dilatih untuk menjadi striker murni oleh Utrecht.

Targetnya jelas: berkembang pesat di Belanda, lalu naik ke liga yang lebih kompetitif.

“Banyak pemain di liga ini berkembang sangat baik dan kemudian pindah ke liga besar,” ujarnya.

“Saya berharap bisa seperti itu juga. Pertama lewat klub perantara, lalu ke klub top. Klub impian saya? FC Barcelona atau Arsenal. Siapa tahu.”

Striker muda ini berpeluang tampil dalam laga liga melawan Excelsior akhir pekan ini, yang bisa menjadi debutnya di Eredivisie.

Mimpi Lebih Besar

Bagi Scheunemann, bermain di Eropa bukan hanya soal karier pribadi.

“Saya satu-satunya, dan yang pertama, pemain Indonesia yang berkarier di Eropa. Akhirnya, saya ingin menjadi role model untuk semua gadis yang bermain sepak bola di Indonesia. Semoga mereka juga bisa mengejar mimpi sebagai pesepak bola,” ujarnya.

Perjalanan baru dimulai, tetapi potensi dampaknya bagi sepak bola putri Indonesia bisa melampaui gol dan assist miliknya.

Load More