Bola / Bola Indonesia
Senin, 17 November 2025 | 13:15 WIB
Timnas Indonesia U-17 (FIFA)
Baca 10 detik
  • PSTI dukung tuntutan mundur Ketum PSSI demi revolusi total.

  • Federasi dianggap one man show, kultus individu harus dihentikan.

  • PSSI harus kembali bekerja dengan sistem kuat, transparan, milik bangsa.

Suara.com - Kelompok pendukung sepak bola nasional yang tergabung dalam Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) secara terbuka menyatakan dukungan penuh atas aksi tuntutan mundur kepada Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang sebelumnya disuarakan oleh kelompok Ultras Garuda.

Langkah ini dilihat oleh PSTI sebagai upaya fundamental dan terbaik yang harus diambil demi penyelamatan serta perbaikan menyeluruh masa depan persepakbolaan di Tanah Air.

Federasi sepak bola Indonesia saat ini dianggap berada dalam kondisi genting yang mengharuskan adanya perubahan struktural dan tata kelola secara total untuk mengembalikan integritas serta kehormatan institusi tersebut.

Menurut pandangan PSTI, sebuah tinjauan ulang yang mendalam terhadap seluruh hierarki kepengurusan PSSI, termasuk posisi puncak Ketua Umum, adalah agenda yang tidak bisa lagi ditangguhkan atau dihindari.

Keresahan yang dirasakan oleh komunitas suporter semakin menjadi-jadi karena adanya indikasi kuat bahwa roda organisasi federasi saat ini tidak berjalan dalam mekanisme kerja yang kolektif dan melibatkan seluruh komponen.

Ketua Umum PSTI, Ignatius Indro, menekankan bahwa perasaan khawatir para pendukung timnas sangatlah beralasan, terutama ketika melihat PSSI terkesan dijalankan hanya berdasarkan figur atau individu tunggal.

"Terus terang, saya melihat keresahan suporter itu sangat beralasan. Banyak yang merasa PSSI hari ini berjalan seperti organisasi yang hanya bertumpu pada satu orang," kata Indro dalam keterangannya.

Ia melanjutkan, tudingan suporter mengenai praktik 'one man show' bukanlah sekadar ungkapan emosional yang tidak berdasar.

"Ketika suporter menyebut ada 'one man show', itu bukan sekadar ungkapan emosional—itu cerminan dari kegagalan kolektif dalam tata kelola," jelasnya.

Baca Juga: Diminta Ultras Garuda Mundur, Erick Thohir Bicara Amanah dan Kekurangan

Indro menyoroti bahwa pola kepemimpinan yang cenderung dominan oleh individu tertentu dalam tubuh PSSI bukanlah fenomena baru.

Ini telah menjadi sebuah kebiasaan negatif yang sudah mengakar kuat dan mendarah daging dalam budaya organisasi federasi selama bertahun-tahun.

Praktik ini menjadikan PSSI lebih terlihat seperti ajang penampilan pribadi dibandingkan sebuah lembaga yang seharusnya beroperasi berdasarkan sistem dan aturan yang baku.

"PSSI selalu terjebak dalam budaya kultus individu. Federasi akhirnya terlihat seperti panggung pribadi, bukan institusi yang bekerja berdasarkan sistem," ucapnya.

Pola kepengurusan yang terkesan sebagai sarana atau kendaraan bagi kepentingan personal harus segera dihentikan demi menjaga marwah PSSI sebagai organisasi publik.

"Itu harus dihentikan. Tidak boleh lagi ada kesan bahwa PSSI adalah kendaraan siapa pun." jelas Indro.

Load More