Bola / Bola Indonesia
Selasa, 23 Desember 2025 | 14:05 WIB
Jean-Paul van Gastel (IG Jean-Paul van Gastel)
Baca 10 detik
  • Jean-Paul van Gastel menyesalkan laga PSIM melawan Persijap harus digelar tanpa kehadiran penonton.

  • Pelatih PSIM menganggap bertanding di stadion kosong terasa hambar seperti menjalani sesi latihan.

  • PSIM mendapatkan tambahan amunisi setelah Raka Cahyana dan Cahya Supriadi kembali dari timnas.

Suara.com - Arsitek taktik PSIM Yogyakarta yakni Jean-Paul van Gastel merasa sangat keberatan dengan status laga pekan ke-15.

Pertandingan BRI Super League 2025/2026 antara PSIM kontra Persijap Jepara diputuskan berlangsung tanpa kehadiran suporter.

Duel ini dijadwalkan bergulir di Stadion Gelora Bumi Kartini pada Selasa malam tepat pukul 19.00 WIB.

Ketidakhadiran penonton di tribun menjadi perhatian utama bagi pelatih berkebangsaan Belanda tersebut dalam laga tandang.

Van Gastel merasakan ada perbedaan mencolok jika dibandingkan dengan atmosfer luar biasa pada pertandingan pekan sebelumnya.

Eks asisten pelatih Feyenoord ini mengenang betapa megahnya dukungan saat mereka bertandang melawan Persija Jakarta.

Kala itu Stadion Utama Gelora Bung Karno dipadati oleh sekitar 50.000 pasang mata yang memberikan tekanan nyata.

“Setelah pertandingan melawan Persija, ada lebih dari 50.000 penonton dan orang-orang di sekitarnya. Ya, itu (laga tanpa penonton) disayangkan,” ujar Van Gastel.

Ia meyakini bahwa kehadiran manusia di kursi penonton adalah elemen paling vital dalam sepak bola profesional.

Baca Juga: Persija Dikalahkan Semen Padang, Mauricio Souza Muak Komentari Wasit

Ketiadaan sorak-sorai pendukung dianggap mereduksi motivasi serta kekuatan tambahan bagi para penggawa Laskar Mataram.

Pelatih berusia 53 tahun itu memiliki analogi tersendiri mengenai sunyinya stadion dalam pertandingan kompetisi resmi.

Baginya intensitas pertandingan akan terasa hambar dan tidak jauh berbeda dengan agenda latihan rutin harian.

"Jadi bagi saya, bermain tanpa penggemar itu seperti latihan," kata dia memberikan gambaran kepada media.

Dukungan publik disebutnya sebagai bahan bakar utama para pemain untuk menunjukkan performa terbaik di atas rumput.

“Karena saya selalu bilang, Anda bermain sepak bola untuk para penggemar. Dan jika tidak ada penggemar, maka suasana di stadion tidak akan ada energi ekstra," ucap pelatih 53 tahun itu.

Load More