Suara.com - Giring "Nidji" mulai melek terhadap masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Perhatiannya juga fokus terhadap persoalan intoleransi yang terjadi belakangan ini.
Menurut dia, masalah itu muncul jelang dan setelah pesta demokrasi seperti Pilpres dan Pilkada. Kata dia, banyak faktor sehingga masyarakat Indonesia lupa dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Giring lantas menyuarakan pentingnya toleransi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah terlibat di proyek 30 Musisi Indonesia yang menyanyikan lagu
Satu Indonesiaku. Proyek ini juga melibatkan Erwin Gutawa Orchestra. Kemudian ada juga video yang dibuat dengan tagline "ngegiring nalar".
Berikut wawancara Giring bersama suara.com prihal merebaknya persoalan intoleransi di Indonesia:
Apa yang membuat Anda tergerak untuk menyikapi masalah intoleransi?
Ya capek aja, kenapa setiap kali Pilpres dan Pilkada kok kondisinya selalu kayak gini. Makanya saya mau ini berhenti, jangan diteruskan bisa bahaya buat bangsa ini.
Jadi projek 30 musisi menyanyikan lagu Satu Indonesiaku beranjak dari masalah itu?
Ya bisa dibilang begitu, karena kita ini seniman dan musisi. Cuma itu yang bisa saya sampaikan. Mengingatkan lewat karya-karya, liat aja itu ada tiga lagu tapi dijadikan satu aransemen. Ini ingin membuktikan kalau meski berbeda tapi kita satu juga. Kita mengingatkan kalau kita ini bangsa hebat yang bisa maju kalau sudah bersatu jangan mau dipecah belah.
Terus soal video dengan tagline "ngegiring nalar" maksudnya apa?
Sebenarnya itu videonya udah banyak ya, udah ada 10an lebih videonya. Videonya ada banyak tema, soal media sosial juga, ya yang terjadi di kehidupan sehari-hari aja.
Anda juga membuat video yang mengomentari berita-berita hoax di media sosial. Kenapa?
Ya itu karena kegelisahan gue aja, berita kayak gitu nggak make sense banget sama kondisi aslinya. Kayak berita soal Indonesia kedatangan 10 juta pekerja cina. Itu hoax banget, nggak mungkin kann 10 juta orang datang. Masa iya pemerintah nggak percaya sama tenaga kerjanya sendiri, ini kan sengaja dimainkan apalagi pas pilkada begini.
Sejauh ini video tersebut mendapat respon positif atau sebaliknya?
Memang itu tadi orang Indonesia sukanya sama video yang agak nyinggung kayak berita hoax gitu. Itu video gua banyak yang nonton dan share, viewernya bisa sampai 1 juta penonton. Kalau urusan responnya paling banyak yang negatif, gue liat komennya di video itu sampai ada yang mau ngancem-ngancem melukai segala ke gue.
Anda sempat takut?
Nggak lah, nggak takut, karena itu suara kebenaran yang harus diberitakan. Biar masyarakat terbuka dan berpikir nalarnya. Isu-isu kayak gini ditambah berita hoax ini memang sengaja dimainkan sama orang-orang yang ingin memecah belah bangsa dan merusak Indonesia.
Pernah tertipu berita hoax?
Nggak sih, kebetulan saya memang punya perusahaan digital mana hoax dan bukan bisa bedain. Cuma jago banget memang yang bikin berita hoax itu sampai orang-orang gampang share. Kalau tips dari gue baca dulu jangan tertarik sama judulnya aja terus langsung share. Sama liat sumbernya juga, kalau masuknya ke dotblogspotdotcom pikir-pikir lagi, pasti nggak kredibel. Kalau tampilannya jelek gue langsung ragu.
Gerakan apa lagi yang ingin dibuat terkait persoalan intoleransi?
Sejak akhir Desember 2016 kemarin gue secara individu bikin yang namanya ngamen solidaritas. Yang gue incer emang kampung-kampung, gue nyanyi di depan ibu-ibu buat ngingetin soal toleransi dan Bhineka Tunggal Ika. Gue nyanyiin lagu Indonesia Pusaka, Garuda Di Dadaku, Laskar Pelangi, dan Bendera.
Sampai kapan hal itu dilakukan?
Sampai Februari sih kayaknya, gue ngamen di 24 titik di Jakarta. Besok kayaknya mau ke Kramat Jati buat nyanyi juga.
Dapat suntikan dana untuk kegiatan itu?
Kagaklah, ini pribadi karena gue merasa terinspirasi sama pemimpin-pemimpin kita yang jujur sama rakyat yang mengedepankan perdamaian. Rakyat nomer satu. Kalau mereka bisa kenapa gue gak bisa ngeluarin duit sendiri untuk jalanin ini semua.
Harapan Anda apa dengan kegiatan-kegiatan tersebut?
Ya semoga lekas dingin lagi, inget-ingetin kita Bhineka Tunggal Ika. Kita harus aware dan hati-hati, jaga orang terdekat kita supaya nggak gampang percaya dengan isu-isu yang beredar sekarang. Semoga Pilkada lekas usai dan Indonesia kembali aman dan damai, apapun hasilnya. Dan semoga intoleransi bisa hilang tidak ada lagi ya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Sinopsis Afterburn, Misi Gila Dave Bautista Cari Mona Lisa di Dunia yang Hancur
-
Pacaran Beda Agama, Giorgino Abraham Dapat Saran dari Michelle Ziudith
-
Inul Daratista Siap Goncang Malaysia, Comeback setelah 2 Dekade
-
Film Dia Bukan Ibu Sajikan Teror Mencekam dari Sosok Ibu yang Berubah Jadi Ancaman
-
First Kill: Ketika Liburan Berubah Menjadi Sandera yang Mencekam, Malam Ini di Trans TV
-
Daffa Wardhana Petik Pelajaran di Film Air Mata di Ujung Sajadah 2: Kasih Ibu Sepanjang Masa
-
The Taking of Pelham 123: Duel Maut di Bawah Tanah New York, Malam Ini di Trans TV
-
Sosok Ibunda Elijah Diduga Anak Philo Paz, Dibandingkan dengan Azizah Salsha
-
5 Alasan Wajib Nonton Dollhouse, Film Horor Jepang yang Mulai Menghantui Bioskop Tanah Air
-
7 Serial Komedi HBO Peraih Emmy Awards, Buktikan Tak Cuma Jago Drama