Suara.com - Kondisi negeri yang tengah carut-marut rupanya memantik kekhawatiran sekaligus kreativitas seorang Wawan Teamlo.
Musisi sekaligus komedian yang dikenal dengan lagu-lagu menggelitik itu menciptakan sebuah lagu berjudul "Negeri Konoha".
Lagu ini dibawakan secara jenaka oleh Wawan Teamlo bersama rekannya, Jui Purwoto.
Lagu "Negeri Konoha" yang dirilis pada 10 April lalu ini pun mendapat sambutan hangat dari warganet.
Di TikTok, lagu ini telah ditonton lebih dari 818 ribu kali. Sementara di Instagram telah disaksikan lebih dari 18 ribu kali.
Lagu "Negeri Konoha" disuguhkan dengan genre dangdut dan dibawakan secara riang oleh Wawan dan Jui Purwanto.
Meski Dibawakan secara riang, tapi lagu ini sebenarnya terasa getir, karena menyampaikan fakta-fakta menyakitkan yang dialami rakyat Indoneia belakangan ini.
Menggunakan idiom "Konoha" menggantikan Indonesia, lagu ini merupakan potret sosial dan politik yang terjadi di Tanah Air beberapa waktu terakhir ini.
Salah satu lirik dalam lagu ini misalnya, "rakyat yang bayar pajaknya, kok masuk perut komentarnya."
Baca Juga: Buronan E-KTP Paulus Tannos Gigit Jari! Upaya Bebas di Singapura Ditolak Mentah-mentah!
Lirik ini tentu saja menyentil para pejabat yang seakan-akan begitu enak menikmati duit korupsi.
Atau lirik "Anda digaji rakyat, tapi menindas rakyat", yang tentu saja menyentil para oknum pejabat di Tanah Air.
Lagu ini juga mendapat banyak komentar dari warganet, yang tak jarang dari kalangan selebriti seperti Ernest Prakasa, Sandy Shondoro, hingga aktor Surya Saputra.
"Idolaaa," komentar Ernest Prakasa dengan emoji api.
"Mantap," kata Surya Saputra dengan emoticon tepuk tangan dan api.
Atau komentar Sandhy Sondoro yang menyenggol akun media sosial MPR dan DPR RI.
Komentar warganet di TikTok pun tak kalah menarik dengan lagu Konohan ini.
"Terima kasih telah menyuarakan isi hati kami," kata seorang warganet.
"Rakyat di negara kaya ini cuma pelengkap dan atas nama doang. Mau kerja atau pengangguran rakyatnya, penguasanya tidak perduli," ujar warganet lain.
"Lanjut Bang, suarakan kebenaran demi kebaikan dan perbaikan Negri ini," komentar warganet lain.
Wawan Teamlo dianggap cukup berani membawakan lagu yang bertema kritikan terhadap Pemerintah.
Sebelum Wawan Teamlo, band Sukatani juga sempat menarik perhatian dengan lagunya berjudul "Bayar Bayar Bayar".
Di lagu tersebut, band asal Purbalingga, Jawa Tengah ini terang-terangan mengkritik institusi Polri.
Saking lantangnya lagu tersebut mengkritik polisi, sampai-sampai band Sukatani mendapat intimidasi dan diminta untuk menyanyaikan lagu tersebut.
Meski belakangan Polri mengaku mempersilakan band Sukatani untuk tetap manggung serta membawakan lagu "Bayar Bayar Bayar" dan lagu-lagu kritikan lainnya.
Jauh sebelumya, Indonesia juga selama ini memiliki musikus yang dikenal rajin mengkritik pemerintah dalam lagu-lagunya. Mereka adalah Iwan Fals dan Slank.
Iwan Fals dengan musik countrynya memang kerap menciptakan lagu yang memotret kondisi sosial dan politik di Tanah Air.
Simak saja lagu "Suara Buat Wakil Rakyat" yang mengkritik para anggota dewan untuk bekerja dan bersuara buat rakyat. Atau lagu "Rekening Gendut" yang praktik korpusi pada orang-orang yang memilii kekuasaan.
Slank juga dikenal sebagai salah satu band Indonesia yang kritis dan kerap menyampaikan kritik dalam beberapa lagunya.
Salah satunya lagu kritik Pemerintah yang terkenal dari Slank di antaranya "Hey Bung". Lagu ini menyindiri para pejabat yang seolah-olah jauh dari rakyatnya sendiri.
Namun sayangnya, lagu Slank berjudul "Polisi yang Baik Hati" malah seakan "mencoreng" band Geng Potlot itu sendiri dan dianggap sebagai band plat merah.
Berita Terkait
-
Buronan E-KTP Paulus Tannos Gigit Jari! Upaya Bebas di Singapura Ditolak Mentah-mentah!
-
Usai Penangguhan Penahanan Ditolak, Paulus Tannos Akan Jalani Sidang Soal Ekstradisi
-
Kasus Suap Dana Hibah Jatim, KPK Sita Aset Senilai Rp3 Miliar
-
Kasus Korupsi Bansos saat Covid-19, Eks Mensos Juliari Peter Batubara Diperiksa KPK di Tangerang
-
Penangguhan Penahanan Ditolak Pengadilan Singapura, Buronan Paulus Tannos Segera Diseret Pulang KPK?
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Terkini
-
Baju Syifa Hadju Dikritik Terlalu Seksi, El Rumi Kena Sentil: Kok Dibiarin?
-
Sutradara Peraih Oscar Robert Redford Meninggal Dunia di Usia 89 Tahun
-
Ivan Gunawan Kaget Dengar Kenakalan Habib Jafar Muda, Pernah Nimpuk Gereja
-
Dihujat Campakkan Mantan Istri dan Bucin ke Pacar Baru, Ari Lasso Bungkam Mulut Haters
-
Deddy Corbuzier Kena Tegur Ferry Irwandi karena Tayangkan Podcast Sosok Ini
-
Heboh Park Bo Gum Omeli Warganet Pakai Bahasa Indonesia, Ada Apa?
-
Jadwal Sudah Ditetapkan, Ini Agenda Sidang Cerai Perdana Tasya Farasya
-
Penantian Panjang Berakhir, The Batman 2 Siap Syuting, Naskah Rahasianya Bikin Heboh
-
Tak Pakai Hijab dan Nyelonong di Acara Pengajian, Adab Fuji Digunjing
-
Sinopsis The Housemaid, Film Thriller Psikologis Dibintangi Sydney Sweeney