Entertainment / Gosip
Selasa, 28 Oktober 2025 | 13:19 WIB
Potret Lawas Warkop DKI. [Instagram/warkop_dki_legend]
Baca 10 detik
  • Warkop DKI hadapi risiko serius karena mengkritik rezim Orde Baru.

  • Nama mereka masuk "map kuning" dan diawasi ketat oleh aparat keamanan.

  • Materi lawakan kritis Warkop DKI berasal dari masukan para aktivis mahasiswa.

Suara.com - Di balik gelak tawa yang mereka ciptakan, grup komedi legendaris Warkop DKI ternyata menghadapi risiko serius karena lawakan mereka yang kerap mengkritik rezim Orde Baru.

Fakta mengejutkan ini diungkapkan oleh satu-satunya personel Warkop DKI yang tersisa, Indro.

Dalam perbincangannya di kanal YouTube Merry Riana, Indro berbagi pengalaman menegangkan saat Warkop DKI berada di bawah pengawasan ketat aparat.

Ia menceritakan bahwa nama Warkop DKI sudah masuk dalam daftar khusus karena humor mereka yang dianggap terlalu tajam.

Peringatan itu bahkan datang langsung dari ajudan seorang petinggi keamanan negara saat itu.

"Katanya, kami sudah ada di map kuning. Hati-hati lo," kenang Indro, dalam video yang tayang Senin, 27 Oktober 2025.

Istilah 'map kuning' pada masa itu merujuk pada daftar orang-orang yang diawasi, karena dianggap kritis atau berpotensi membahayakan stabilitas.

Komedian kelahiran Purbalingga ini menambahkan, materi lawakan kritis mereka sering kali berasal dari masukan rekan-rekan aktivis mahasiswa.

"Yang memberikan semangat, yang memberikan bahan, juga teman-teman aktivis yang lain," jelas Indro.

Baca Juga: Dipasangkan dengan Davina Karamoy di Film Kang Solah, Rigen Rakelna Jadi Bulan-bulanan Indro Warkop

Ia menyebut beberapa nama aktivis terkemuka yang menjadi 'kontributor' ide untuk Warkop DKI.

"Sebagai contoh, kayak Mas Nanu itu ada kedekatan dengan Dokter Hariman Siregar. Itu juga banyak memberikan masukan," tambahnya.

Kolaborasi antara seniman dan aktivis inilah yang membuat kritik Warkop DKI begitu tajam dan berbobot, namun sekaligus menempatkan mereka dalam posisi yang berbahaya di bawah rezim yang represif.

Load More