Entertainment / Film
Kamis, 04 Desember 2025 | 15:08 WIB
Anggy Umbara, sutradara film Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel saat datang ke kantor Suara.com pada Selasa, 2 Desember 2025 [Suara.com/Rena Pangesti]
Baca 10 detik
  • Sutradara film Ozora, Anggy Umbara, adalah teman lama Jonathan Latumahina (ayah David) dari skena musik underground Indonesia.
  •  Anggy dan Jonathan dulu beda prinsip di skena musik metal
  • Transformasi Jonathan menjadi mualaf dan kejadian yang menimpa David dianggap Anggy sebagai ujian spiritual

Suara.com - Film Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel yang diangkat dari kisah nyata akhirnya tayang di bioskop.

Film ini ditulis dan disutradari oleh kakak beradik Anggy Umbara - Bounty Umbara.

Menariknya, hubungan Anggy dengan kisah David Ozora, korban penganiayaan, bukan sekadar soal film.

Anggy Umbara dan ayah David Ozora, Jonathan Latumahina alias Jo ternyata teman lama. Keduanya tumbuh bersama dalam skena musik bawah tanah Indonesia.

Hanya saja, Anggy dan Jo berbeda 'mazhab' musik metal yang melingkupi prinsip dan gaya hidup.

"Jonathan dan saya teman lama. Tapi kita bersebrangan dalam skena musik underground Indonesia," kata Anggy Umbara kepada jurnalis Suara.com, Rena Pangesti, di kantor Suara.com, Jakarta Selasa, 2 Desember 2025.

Sedikit menengok ke belakang, di skena musik metal Indonesia sempat terjadi perbedaan pandangan. Anggy lewat bandnya, Purgatory, membuat gerakan salam satu jari sebagai simbol tauhid, antitesis dengan salam dua jari yang selama ini identik dengan musik metal.

Tapi bagi Anggy dan kawan-kawan, salam dua jari adalah simbol satanic, berlawanan dengan prinsip seorang muslim.

Ayah David Ozora, Jonathan Latumahina. (Facebook Jonathan Latumahina)

"Jadi kita punya band masing-masing. Nah band saya ini lebih ke straight music gitu yang kita enggak minum alkohol, apa segala macam," ujar Anggy Umbara.

Baca Juga: Anggy Umbara Ciptakan Bullycon di Film Ozora, Simbol Perlawanan Terhadap Kekuasaan

"Metal tapi satu jari, which is berartikan tauhid lah. Tauhid," ujarnya menegaskan.'

Sementara Jo masuk dalam sirkel salam dua jari, yang dianggap Anggy berlawanan dengan prinsipnya.

"Kalau dia kayaknya metal dua jari, dengan tatonya yang sekian gitu," kata Anggy Umbara.

Kisah masa lalu inilah yang kemudian menjadi titik balik menarik dalam film Ozora.

Transformasi Jo menjadi seorang mualaf, ikut diceritakan dan menjadi bumbu drama yang kuat.

Menurut Anggy, kejadian yang menimpa David Ozora sebenarnya ujian bagi Jo usai putuskan menjadi seorang muslim.

Load More