Suara.com - Jenis kelamin dan status hubungan rupanya punya hubungan erat dengan risiko kematian akibat kanker kulit yang paling mematikan, demikian hasil penelitian sejumlah ilmuwan di Swedia.
Studi yang dipimpin oleh peneliti dari Krolinska Institutet dan Linkoping University itu menyebutkan bahwa lelaki dari segala usia, yang tinggal sendiri, punya risiko lebih besar terjangkit malignant melanoma, jenis kanker yang pertumbuhannya paling cepat dan paling agresif.
Dalam penelitian itu para ilmuwan menggunakan data yang diambil dari pusat pusat informasi kanker kulit Swedia (Swedish Melanoma Register). Data itu berisi kasus-kasus kanker kulit di Swedia dari 1990 hingga 2007.
Para ilmuwan menganalisis risiko kematian pada 27.000 penderita kanker kulit sambil melihat status hubungan mereka: apakah mereka tinggal sendiri atau hidup bersama pasangan saat didiagnosis menderita penyakit tersebut.
Selain itu para peneliti juga melihat faktor lain seperti karakteristik tumor yang diderita, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan tempat tumor itu tumbuh.
Adapun kanker kulit bisa disembuhkan hanya jika tumornya diangkat, sebelum sel-sel kankernya menjalar ke bagian tubuh lain.
Sebanyak 90 persen pasien berhasil bertahan karena mereka menyadari mengidap penyakit itu di tahap-tahap awal. Peluang hidup lebih kecil jika kanker sudah mencapai stadium lebih parah.
Hasil studi itu sendiri menunjukkan bahwa lelaki pengidap kanker kulit yang hidup sendiri, risiko kematiannya lebih besar karena mereka biasanya didiagnosis saat penyakit itu sudah pada stadium-stadium akhir.
"Studi kami menunjukkan bahwa ini terjadi pada semua lelaki, di semua usia, terlepas dari latar belakang pendidikan dan tempat tinggal mereka," kata Hanna Eriksson, pemimpin penelitian itu.
Alasan mengapa lelaki lajang sering didiagnosis kanker kulit saat penyakit itu sudah memasuki stadium akhir, mungkin disebabkan karena kurangnya akses dan perbedaan cara memeroleh informasi tentang penyakit tersebut. (Science World Report)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis