Suara.com - Berapa jam dalam sehari, Anda menghabiskan waktu di depan komputer atau asyik dengan gadget Anda? atau berapa lama Anda duduk di atas sepeda motor?
Jika memang Anda menghabiskan banyak waktu untuk kegiatan yang berulang-ulang beresiko terkena penyakit neuropati, atau penyakit yang diakibatkan kerusakan saraf. Neuropati, menurut Irwan Wijaya, Brand Manager Divisi Consumer Health PT Merck Tbk, banyak menyerang warga kota besar yang banyak menjalani aktivitas dengan gaya hidup yang kurang sehat.
Hasil riset yang dilakukan Neurobion, mengungkap orang yang sering melakukan aktivitas dengan gerakan berulang (repetitif) lebih berisiko terkena neuropati. Aktivitas yang meningkatkan risiko neuropati itu antara lain mengetik di gadget (61,5 persen), mengendarai motor dan mobil (58,5 persen), duduk dalam durasi antara 5-7 jam (53,7 persen), aktivitas dengan gerakan berulang seperti mencuci, memasak, menyapu (54,4 persen), dan mengetik di komputer (52,8 persen).
"Akibat aktivitas itu, banyak orang mengaku merasakan gejala neuropati seperti kebas dan kesemutan," ujar Irwan dalam media workshop "Waspadai Gaya Hidup Berisiko Neuropati" di Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Dalam kesempatan yang sana, dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S (K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat menjelaskan, neuropati adalah istilah untuk kerusakan saraf tepi yang dapat disebabkan oleh penyakit, trauma pada saraf, atau karena komplikasi dari berbagai penyakit dalam.
Gejala awal yang sering muncul, lanjut dr. Manfaluthy, adalah kesemutan dan kebas atau baal. Jika dibiarkan maka gejala ini akan semakin parah seperti terjadi kelemahan tubuh atau anggota gerak, kelumpuhan. Jika sudah mengenai saraf otonom akan lebih berbahaya karena tidak bisa disembuhkan. Pada Laki-laki, kerusakan saraf otonom bahkan bisa mengakibatkan impotensi.
Penyakit yang disebabkan kerusakan saraf ini, kata dr. Manfaluthy, kini tak hanya diderita orang lanjut usia. Makin banyak kaum muda dengan rentang usia 26-30 tahun yang terkena neuropati.
Neuropati dapat dicegah dengan memperbaiki gaya hidup, yakni olahraga teratur serta istirahat cukup untuk regenerasi sel saraf.
"Kenali juga apa yang Anda makan. Upayakan selalu gizi seimbang dan bila perlu konsumsi vitamin neurotropik, yaitu B1, B6, dan B12," saran dr. Manfaluthy sambil mengingatkan jika tidak ditangani dengan cepat dan disepelekan, neuropati bisa menjadi parah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda