Suara.com - Buruh muda di Dongguan, Cina, banyak yang mengalami sindrom kematian mendadak saat tidur yang dalam bahasa medisnya disebut Sudden Unexplained Death Nocturnal Death Syndrome (Sunds).
Sindrom mematikan ini dinilai terkait dengan jam kerja yang berlebihan sehingga membahayakan kesehatan para buruh tersebut.
Menurut Studi Epidemiologi yang melaporkan kejadian tersebut, seperti dikutip dari Straits Times, setidaknya ada 1.124 kasus Sunds di Dongguan yang dilaporkan antara Januari 1990 dan Agustus 2013. Sebanyak 697 kasus di antaranya dilaporkan antara 2004 sampai 2013.
Wabah di Cina
Studi Sun Yat-sen University menemukan bahwa sebagian besar korban Sunds berusia 21 dan 40 tahun, dengan lebih dari 90 persen dari mereka merupakan pekerja bagian produksi.
Sekedar diketahui, Dongguan yang terletak di provinsi Guangdong Cina, populer disebut sebagai "pabrik dunia" karena merupakan wilayah industri yang bergerak di berbagai macam bidang meliputi konstruksi besar, kimia, elektronik, peralatan rumah tangga, logam, furnitur, garmen, sepatu dan mainan, yang menarik pekerja migran dari seluruh negeri.
Namun Zhang Yiri, seorang profesor dari Politeknik Kota Guangzhou mengatakan, para buruh tersebut mendapat bayaran rendah, tapi uang lemburnya besar. Inilah yang mendorong mereka mati-matian mengejar lemburan.
"Banyak atasan membayar gaji dasar yang sangat rendah untuk pekerja. Tapi bayaran untuk kerja lembur lebih tinggi," kata Zhang.
Inilah yang menyebabkan para buruh banyak yang memilih kerja lembur untuk mendapatkan uang tambahan. (News.com.au)
Tag
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?