Suara.com - Indonesia adalah negara ketiga yang dengan pertumbuhan lansia tercepat setelah Cina dan India. Dengan meningkatnya populasi lansia di Indonesia, serta meningkatnya usia harapan hidup (hingga 72 tahun), kesehatan dan kualitas hidup lansia pun makin menjadi sorotan.
Dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, KGer dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, mengatakan kelompok lansia akan mengalami "immunosenenscence", yakni suatu kondisi di mana kekebalan tubuh menurun sehingga pertahanan terhadap infeksi kuman dan virus menurun.
Hal inilah, lanjut Edy, yang menyebabkan kelompok lansia mudah mengalami infeksi bahkan sering disertai komplikasi yang lebih berat.
"Salah satu penyakit akibat infeksi virus yang sering dialami para lansia adalah Herpes Zoster (HZ). Risiko terkena HZ akan meningkat setelah usia 50 tahun," ujar Edy dalam seminar bertajuk "Lansia dan Nyeri Pasca Herpes, Cegah dari Sekarang!"
Karena itu, lansia memerlukan perhatian khusus untuk pencegahan penyakit ini, salah satunya dengan vaksinasi HZ. Pencegahan melalui vaksinasi HZ, dianjurkan pada mereka yang berusia 50 tahun ke atas.
"Ini berfungsi untuk mencegah HZ dan komplikasi lainnya seperti nyeri pasca Herpes (NPH). Meskipun saat kecil sudah pernah mendapatkan vaksin cacar air, saat usia lanjut, tetap perlu vaksin HZ," jelas Edy.
Menurutnya, vaksinasi hanya cukup dilakukan satu kali. Dan sebelum dilakukan vaksinasi yang bersangkutan harus dalam kondisi baik atau sehat. Pada lansia, mereka tidak sedang menderita sakit seperti demam atau flu.
Efikasi dan keamanan vaksin HZ pada individu di atas 60 tahun ke atas, disebut sangat efektif. Vaksinasi mampu menurunkan jumlah pasien HZ dan menurunkan komplikasi NPH.
"Begitu pentingnya vaksinasi bagi lansia. Bahkan di Amerika, kematian dewasa dan lansia akibat penyakit sebenarnya dapat dicegah dengan vaksinasi hingga 60 ribu kasus pertahun," kata Edy.
Efek samping vaksinasi HZ terhadap lansia, biasanya dialami di lokasi disuntiknya, seperti terjadi ruam hingga demam.
"Namun, efek samping jarang terjadi jika pemberian vaksin dilakukan pada waktu dan cara yang tepat. Jika tidak, akan mengurangi efikasinya," tutup Edy.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya