Suara.com - Membatasi makan memang cara tepat untuk menurunkan berat badan yang efesien.
Para ilmuwan di California mengatakan dengan membatasi waktu makan selama 8 jam sehari secara teratur mampu membakar kalori tubuh. Kebiasaan ini juga dapat mengurangi obesitas dan risiko diabetes tipe 2.
Jika Anda melakukan pola makan 8 jam sehari, jangan takut untuk tetap mengkonsumsi makanan manis dan berlemak. Batasan delapan jam tidak merusak keinginan Anda menikmati makanan yang disukai.
Para peneliti percaya bahwa dengan waktu yang ketat dan teratur selama 8 jam sehari, dapat memungkinkan tubuh lebih siap untuk membakar kalori.
Untuk mendapatkan temuan ini, peneliti melakukan percobaan terhadap seekor tikus yang obesitas, dimana jam makan tikus tersebut dikurangi menjadi 8 jam saja sekitar pukul 09.00-05.00.
Hasilnya tikus-tikus tersebut mengalami penurunan berat badan sebanyak 5 persen. Secara kesehatan juga tikus-tikus itu lebih baik dan lebih langsing.
"Kami menemukan bahwa hewan yang diberi makan dalam waktu delapan jam sampai 12 jam memiliki sejumlah manfaat kesehatan, seperti pelindung dan terapi dibandingkan dengan hewan yang memakan kalori yang sama setiap saat," kata tim peneliti.
Ini merupakan berita baik bagi Anda yang melakukan diet untuk mendapatkan bobot tubuh ideal. Melalui metode ini Anda tetap dapat mengonsumsi makanan yang enak namun tetap langsing dan tidak membahayakan kesehatan.
Para ilmuwan berpikir bahwa tubuh dapat memprediksi waktu makan yang teratur, sehingga membantu menyingkronkan sistem pencernaan dengan gen dan protein yang mengolah makanan dalam tubuh. Hal ini juga memperngaruhi keseimbangan bakteri yang terdapat dalam usus untuk mengontrol metabolisme.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Cell Metabolism, menambahkan bukti bahwa apa yang kita makan sangat mempengaruhi kesehatan.
Profesor Satchin Panda, yang memimpin penelitian menyarankan agar Anda mengubah nutrisi makanan yang agar tetap sehat. Tapi pada umumnya banyak orang tidak mempunyai tipe diet yang sehat. (Daily Mail)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat