Suara.com - Dukungan dari orang terdekat sangat penting bagi ibu hamil (bumil) untuk memastikan kesehatannya selama hamil dan demi kelancaran proses persalinan. Salah seorang yang sangat berperan tentunya adalah sang suami yang selalu mendampingi istri yang mengandung menghadapi fase-fase terberatnya.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI, Anung Sugihantono.
Menurutnya, masih banyak bumil yang tidak mendapatkan pendampingan yang tepat dari orang terdekatnya, termasuk suami yang bekerja di luar kota, sehingga rentan memicu stres yang bisa berakibat buruk bagi kesehatan janin dan dirinya.
"Seringkali perubahan sosial mempengaruhi kondisi ibu hamil, seperti banyaknya isteri yang ditinggal suami yang bekerja di luar kota. Akhirnya saat persalinan pun istri tidak didampingi suami. Ini salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia," ujarnya di Gedung Kemenkes, Jakarta, belum lama ini.
Hal senada juga dikatakan Direktur Bina Kesehatan Ibu, Gita Maya Koemara Sakti. Menurutnya bumil sangat membutuhkan pendamping untuk memastikan bahwa dirinya mendapatkan informasi yang tepat seputar kehamilan, akses ke fasilitas kesehatan, hingga menemani saat proses kehamilan.
Tak hanya itu, bumil juga butuh teman ngobrol untuk mengurangi kekhawatirannya terhadap proses kehamilan.
"Istilah suami siaga itu memang diperlukan karena kehamilan bukan hanya tanggung jawab istri tapi juga suami, bahkan keluarganya," kata Gita.
Untuk itulah selama sembilan bulan terakhir, Kementerian Kesehatan bersama sejumlah stakeholder seperti Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dan Gerakan Kesehatan Ibu & Anak (GKIA) mengadakan kampanye Kampanye Peduli Kesehatan Ibu untuk menggalakkan pentingnya pendampingan bagi ibu hamil.
Kampanye ini berhasil menggerakkan 174 sukarelawan di berbagai pelosok Jakarta untuk menjadi pendamping bagi 300 ibu hamil.
Para sukarelawan ini bertugas untuk menggerakkan ibu hamil mengontrol kehamilannya di fasilitas kesehatan terdekat serta menjadi teman 'curhat' untuk mendiskusikan segala hal yang berkaitan dengan kehamilannya. Dengan kampanye ini diharapkan bisa menjadi jalan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh