Suara.com - Jika tubuh terserang infeksi, maka respon yang ditunjukkan berupa suhu badan yang meningkat. Itulah kenapa demam sulit menjadi patokan timbulnya berbagai penyakit, salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD).
Sayangnya jika telat ditangani, infeksi DBD bisa mengancam jiwa seseorang.
Menurut Prof Tjandra Yoga Aditama, Kepala (Balitbangkes) Kemenkes, gejala DBD sering ditandai dengan demam tinggi yang mendadak selama beberapa hari. Gejala demam ini rata-rata timbul setelah nyamuk menginfeksi virus pada manusia selama 3-4 hari.
"Nyamuk aedes betina biasanya terinfeksi virus dengue pada saat dia mengisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul. Setelah itu kelenjar ludah nyamuk terinfeksi virus dan kemudian menyebarkannya saat menggigit seseorang," ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Kecurigaan harus bertambah saat demam disertai dengan gejala lainnya, seperti nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, adanya tanda-tanda perdarahan. Pada kasus yang lebih berat, lanjut Prof Tjandra, dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, syok, hingga dapat berujung kematian.
"Minimal ada dua gejala yang timbul, maka perlu dipastikan apakah itu demam berdarah atau bukan dengan pemeriksaan laboratorium. Namun kata kuncinya adalah demam mendadak tinggi," tegas dia.
Hingga kini, kata Prof Tjandra, belum ada obat dan vaksin untuk mencegah DBD. Pengobatan terhadap penderita hanya bersifat simtomatis dan suportif. Namun tindakan pencegahan harus terus dilakukan sebagai antisipasi penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Antara lain melalui peningkatan Gerakan Jumat Bersih untuk membrantas sarang dan jentik-jentik nyamuk.
Menurutnya, pencegahan demam berdarah yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup dan Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
"3M itu harus dilengkapi dengan Plus, yakni tindakan pencegahan misalnya dengan menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan obat nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah," jelasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh