Suara.com - Faktor suhu lingkungan yang hangat dan kelembaban tinggi menjadi salah satu penyebab kasus infeksi virus dengue sulit diberantas di Indonesia.
"Kondisi ini ideal untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai perantara dan juga virus dengue," ujar Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, Sp.A.(K). dalam konferensi pers peringatan ASEAN Dengue Day 2014, di Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Menurut dia, masih ada tiga hal lagi yang menjadi penyebab sulitnya memberantas infeksi virus dengue di Indonesia.
Penyebab ke dua, adanya empat serotipe virus dengue di Indonesia, yakni Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4, sehingga membuat kasus demam dengue dapat terjadi bergantian sepanjang tahun.
"Tiap daerah memiliki serotipe virus yang berbeda," jelas Prof Sri Rezeki.
Kemudian, kepadatan penduduk menjadi penyebab berikutnya yang membuat penularan virus melalui gigitan nyamuk semakin mudah terjadi.
Ia mengatakan, mudahnya penularan virus juga berhubungan dengan sifat nyamuk Aedes betina yang suka menggigit pada waktu bersamaan.
Di samping itu, kemajuan sarana transportasi terutama antar daerah turut memudahkan penularan penyakit ini dari satu orang ke orang lainnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Jawa Barat Darurat DBD! Kasus Tertinggi Nasional, Kematian Mengintai: Apa yang Harus Dilakukan?
-
DBD Masih Jadi Ancaman, Ini Alasan Anak Perlu Belajar Cara Pencegahan Sejak Dini
-
Ibu Garda Terdepan: Cara Perempuan Lindungi Keluarga dari Bahaya DBD yang Mengintai
-
Tak Mau Sepelekan DBD, Arumi Bachsin Minta Ibu Jadi Garda Terdepan Lindungi Keluarga dari Nyamuk
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh