Suara.com - Terapi dengan menggunakan video kepada keluarga yang mempunayi bayi dengan risiko autis ternyata bisa meningkatkan perhatian dan juga perilaku sosial bayi tersebut. Terapi ini diyakini bisa mengurangi risiko bayi tersebut mengalami autis.
Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal The Lancet Psychaitry tersebut mengungkapkan, terapi dengan menggunakan video membantu orangtua memahami dan merespon komunikasi awal yang dilakukan oleh bayi itu.
Terapi ini juga bisa membantu untuk memodifikasi gejala autis yang muncul.
“Dengan memperhatikan tanda-tanda autis sejak awal, seperti kurangnya perhatian atau berkurangnya ketertarikan sosial dalam satu tahun pertama bisa mengurangi perkembangan gejala tersebut di kemudian hari,” kata Jonathan Green, professor dari Manchester University.
Orang dengan autis biasanya mempunyai tiga gejala yaitu interaksi sosial dan pemahaman, perilaku yang berulang dan ketertarika serta komunikasi dan bahasa. Belum diketahui penyebab terjadinya gangguan tersebut, namun bukti menunjukka bahwa penderita autis biasanya ada hubungan genetik dan juga faktor lingkungan.
Dalam studi ini, video yang dibuat khusus yaitu Video Interaction for Promoting Positive Parenting Programme (iBASIS-VIPP) diperlihatkan kepada bayi berusia 7-10 bulan yang punya risiko besar terkena autis karena saudara kandungnya juga menyandang autis.
54 keluarga dengan bayi yang berpotensi autis dipilih secara acak untuk berpartisipasi dalam studi ini. Terapi mengunjugi rumah keluarga itu dengan menggunakan masukan dari video untuk membantu orangtua merespon komunikasi yang dilakukan bayi dan juga membantu meningkatkan perhatian, perkembanggan bahasa dan juga interaksi sosial.
Setelah lima bulan, keluarga yang menerima terapi dengan menggunakan video memperlihatkan peningkatan terhadap bayi mereka terutama dalam hal perhatian dan perilaku sosial. Studi itu juga memperlihatkan bahwa bayi yang mengikuti terapi video memiliki respon yang berkurang terhadap suara dari kata-kata yang dikeluarkan. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan