Suara.com - Untuk mencegah sel kanker menyebar, kemoterapi menjadi patokan dalam pengobatan kanker. Namun, bagi Anda pengidap kanker payudara, tak perlu khawatir, karena tak semua pasien harus menjalani kemo.
"Tidak semua pasien harus mendapatkan kemoterapi, hanya 30 persen saja yang perlu di-kemo. Sisanya yang 70 persen ini nggak perlu dikemoterapi karena bisa saja membuat pasien lebih buruk atau justru hasilnya sama seperti tidak diberikan kemoterapi," ujar dokter spesialis bedah onkologi Rumah Sakit Dharmais, Walta Gautama di Jakarta.
Lebih lanjut, dokter Walta menekankan bahwa ada persyaratan tertentu yang membuat pasien kanker payudara mendapat kemoterapi. Syarat ini mempengaruhi efektivitas pengobatan kemoterapi yang memberi kerap menyiksa pasien. Apa saja?
Pertama adalah ukuran tumor. Dikatakan dokter Walta, jika ukuran tumor masih 3 cm maka pasien tidak perlu diberi pengobatan kemoterapi. Pasien harus mendapat kemoterapi ketika ukuran tumor mencapai 5cm.
Kedua adalah usia. Semakin muda pasien kanker payudara maka pertimbangan dokter untuk melakukan kemoterapi semakin besar. Hal ini dilakukan agar proses penyembuhannya bisa dilakukan optimal.
Ketiga adalah derajat keganasan sel kanker. Jika hasil diagnosis menyatakan bahwa derajat keganasan kanker sudah mencapai tingkat 3 maka pasien wajib mendapat kemoterapi.
Keempat, adanya kebocoran dari tumor yang sudah masuk ke saluran pembuluh darah atau limfa. Jika terbukti ada saluran yang bocor dari tumor maka pasien harus segera diberi tindakan kemoterapi untuk mencegah penyebarannya.
Kelima adalah jumlah kelenjar getah bening. Jika kelenjar getah bening mencapai 4-5 maka pertimbangan pasien mendapat kemoterapi semakin besar.
Selain itu, dokter Walta juga menambahkan bahwa ada faktor lain yang harus menjadi pertimbangan apakah pasien butuh pengobatan kemoterapi atau tidak.
"Hormon progesteron dan estrogen receptor juga harus dilihat. Kalau hormonnya negatif maka wajib kemoterapi. Selain itu status Her2 dan KI67 sebagai biomarker. Kalau hasilnya tinggi, kemungkinan kemo semakin tinggi," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan