Suara.com - Manfaat ASI (air susu ibu) bagi pertumbuhan bayi tentu tak perlu diragukan lagi. Tapi ketika sudah masuk masa pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI), para ibu tak boleh menundanya.
Pasalnya sebuah penelitian terkini menunjukan dampak kesehatan pada bayi yang mengalami keterlambatan pemberian makanan padat.
Dalam sebuah penelitan yang dipaparkan dalam American Association for Cancer Research’s Annual Meeting 2015, temuan menunjukkan bahwa bayi yang terlambat mendapatkan makanan padat berisiko lebih tinggi mengalami kanker leukimia limfoblastik akut, salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang anak-anak di Inggris.
"Saya berpikir bahwa pemberian makanan padat bagi bayi sangat penting dan harus diberi pada waktu yang tepat, " kata Jeremy Schraw, peneliti utama dari University of Texas.
Untuk mendapatkan temuan ini Schraw dan rekan-rekannya merekrut 172 anak-anak dari Texas yang didiagnosis menderita kanker leukimia akut dan 344 anak-anak yang sehat. Anak-anak dalam penelitian ini ada yang mendapatkan ASI, susu formula atau kombinasi dari keduanya sebelum mengonsumsi makanan padat.
Anak-anak yang mulai mengonsumsi makanan padat sekitar usia 10 bulan atau lebih dikaitkan dengan risiko empat kali lebih tinggi untuk mengidap kanker Leukimia akut ini dibandingkan dengan mereka yang mulai mengonsumsi makanan padat sejak usia sekitar 8 bulan.
Sementara anak-anak berusia antara 7 dan 9 bulan berisiko tiga kali lebih mungkin untuk mengembangkan kanker jenis ini ketimbang anak-anak yang mulai makanan padat di usia sekitar empat bulan.
Para peneliti dari studi ini berspekulasi bahwa bayi yang diperkenalkan dengan makanan padat di atas usia 6 bulan bisa memiliki efek buruk pada sistem kekebalan tubuh mereka. Anehnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara waktu memulai makanan padat dan risiko kanker leukimia itu tidak terjadi ketika anak memiliki saudara yang lebih tua.
Sebuah studi serupa yang dilakukan oleh tim peneliti yang sama menunjukkan bahwa setiap keterlambatan satu bulan memulai makanan padat dikaitkan dengan risiko 14 persen lebih tinggi untuk kanker leukimia akut ini.
"Menunda pengenalan makanan padat mungkin akan mengganggu perkembangan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko kanker ini, " imbuh Schraw. (Medical Daily)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?