Suara.com - Palang Merah Indonesia Kota Makassar, Sulawesi Selatan terpaksa menaikkan harga sekantong darah dari Rp250 ribu menjadi Rp325 ribu atau naik 20 persen dari harga normal.
"Kenaikan ini diakibatkan harga bahan habis pakai dan Regen atau zat kimia yang biasa digunakan sebagai pemisah darah naik mengikuti kurs dolar," kata Ketua PMI Makassar Syamsu Rizal di Makassar, Senin (29/6/2015).
Menurut dia kenaikan itu sudah sewajarnya mengingat harga sebelumnya Rp250 ribu sudah diberlakukan sejak empat tahun lalu sehingga bila harga itu masih dipakai maka talangan anggaran subsidi untuk sekantong darah semakin memmbengkak.
"Tiap kanntong darah itu ada subsidi pemerintah di dalamnya. Kalau dibandingkan dengan provinsi lain, harga perkantong darah Rp360 ribu, kalau di Makassar saya minta di bawah dari itu Rp325 ribu itu sudah sangat pas," ujarnya.
Wakil Wali Kota Makassar ini menyebutkan, harga sebenarnya untuk satu kantong darah steril setelah diakukan pengolahan Rp450 ribu perkantong, Tentu saja ini memberatkan masyarakat makanya disubsidi anggarannya dari APBN dan APBD.
"Sudah ada aturan dalam Undang-undang dan SK Kemenkes mengenai kenaikan harga hingga batas maksimum hingga Rp399 ribu. Kenaikan itu dipicu bahan habis pakai, termasuk komponen bahan dan regen atau zat yang memisahkan bibit penyakit seperti Hepatitis B,C, Spilis, maupun HIV AIDS," sebutnya.
Sementara Direktur UDD PMI Makassar. dr. Sukmawati mengatakan pihaknya harus menaikkan harga darah untuk menutupi biaya operasional serta pengolahan darah untuk di sterilkan guna digunakan orang yang membutuhkan.
Kenaikan itu atas perhitungan penyesuaian harga bahan habis pakai dan komponen pendukung guna pemisahan darah yang mengadung bahan didatangkan dari luar Indonesia.
"Jadi maksudnya ada bahan habis pakai dan zat kimia pemisah bibit darah itu barang impor jadi harus menyesuaikan kurs dolar dan bukan bahan lokal yang dipakai," bebernya.
Menurut dia kenaikan tersebut berdasarkan hasil kajian sejak 2009 hingga 2014 hingga mencapai batas kenaikan maksimum Rp360 ribu guna pengelolaan darah untuk dijadikan lebih steril.
"Jadi yang diberlakukan kepada masyakat di Makassar itu Rp325 dengan harapan akan disubsidi dari APBN dan APBD. Selain itu sudah menjadi instruksi Ketua PMI Makassar agar harga darah tidak membebani masyarakat. Lagi pula Makassar, di Sulsel paling murah dibanding provinsi lainnya," ulas dia.
Berdasarkan edaran Menteri Kesehatan nomor HK/MENKES/31/1/2014 tentang Pelaksanaan Standar Tarif Pelayanan Kesehatan. Dalam surat edaran tersebut disebutkan tarif standar satu kantong darah maksimal Rp360 ribu.
Secara terpisah Kepala Logistik PMI Makassar, Syukur, mengungkapkan ketersediaan stok darah di PMI Makassar diperkirakan masih akan bertahan selama satu pekan depan. Untuk jumlah pendonor relatif antara 150-250 orang perhari, sedangkan perbulan mencapai rata-rata empat ribuan. Sementara stok trombisit masih ada seribuan kantong.
"Jumlah ini sifatnya fluktuatif dan sulit di prediksi mengingat jumlah pendonor pun semakin menurun sejak ramadhan. Namun selain di UDD PMI Makassar kami juga membuka lokasi donor darah di berbagi tempat seperti Mal, dan rumah ibadah," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif