Suara.com - Memiliki anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri. Untuk mewujudkan impian tersebut ada berbagai upaya yang harus dilakukan baik suami maupun istri.
Nah, salah satu upaya yang harus dilakukan suami selain menjaga kebugarannya dengan olahraga adalah menjalankan diet sehat. Tak hanya itu, lelaki juga sebisa mungkin harus menghindari atau membatasi konsumsi daging olahan, seperti sosis atau daging kalengan.
Ini penting dilakukan, karena menurut sebuah penelitian terkini lelaki yang banyak mengonsumsi daging olahan memiliki peluang yang lebih kecil untuk memiliki anak. Ini dikarenakan daging olahan terkait dengan tingkat kesuburan laki-laki.
Para ilmuwan dari Harvard School of Public Health di Amerika Serikat (AS) menyatakan, satu dari tujuh pasangan di Inggris mengalami kesulitan untuk hamil.
Para ilmuwan tersebut awalnya memfokuskan penelitiannya kepada perempuan, tapi ketika mereka sudah mulai melakukan gaya hidup sehat, kehamilan yang ditunggu belum juga datang.
Kemudian fokus penelitian dialihkan kepada laki-laki. Para ilmuwan menemukan bahwa sistem reproduksi laki-laki sangat sensitif terhadap daging yang biasa dikonsumsi.
Para peneliti mengumpulkan data dari 141 pasangan antara 2007 – 2014. Mereka memantau makanan yang dimakan selama perawatan, dan menemukan bahwa laki-laki yang mengonsumsi daging olahan, paling tidak 34 persen lebih kecil kemungkinannya untuk bisa menjadi seorang ayah.
Mereka menduga, kadar lemak dan bahan kimia dalam daging olahan sangat mungkin berpengaruh pada tingkat kesuburan laki-laki. Fertility and Sterility Journal menyebutkan bahwa daging merupakan sumber lemak jenuh, yang dapat menurunkan jumlah sperma.
Para peneliti juga menyebutkan, laki-laki yang makan daging secara teratur memiliki kemungkinan 13 persen lebih rendah untuk bisa melakukan pembuahan daripada mereka yang tak terlalu suka daging.
"Daging yang banyak dikonsumsi dapat mempengaruhi kemampuan sperma untuk membuahi sel telur. Makan makanan yang sehat adalah cara yang disarankan untuk menyehatkan organ reproduksi," kata Profesor Rebecca Sokol dari American Society for Reproductive Medicine. (Daily Mail)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah