Suara.com - Perempuan lebih berisiko terkena kerusakan sendi (osteoarthritis) ketimbang lelaki, begitu juga dengan mereka yang pernah cedera sendi, karena pekerjaan atau olah raga.
Ini dikarenakan, kata dr. M Rizal Chaidir SpOT K dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, selain faktor hormonal, juga sering dipicu oleh penggunaan sepatu hak tinggi (high heels).
"Ketika berjalan menggunakan high heels, lutut biasanya akan bergetar atau goyang akibat posisi tubuh yang tidak stabil. Lama-kelamaan bisa terjadi kerusakan pada tulang rawan sendi yang menimbulkan rasa nyeri,"jelasnya di Jakarta, Sabtu (29/8/2015).
Bila otot kaki dan paha tidak kuat, lanjut dia, maka kerusakan sendi bisa lebih cepat terjadi. Sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris juga menunjukkan, setidaknya delapan juta perempuan menderita radang persendian akibat memakai high heels.
"Penggunaan high heels sebaiknya tidak terlalu sering. Kalau pun harus memakainya, disarankan untuk melakukan latihan fisik yang teratur guna memperkuat otot-otot kaki dan paha, sehingga ketika pakai high heels posisi tubuh tetap stabil," imbuh Rizal.
Selain kaum Hawa, osteoarthritis, kata dia, sering pula dialami atlet olahraga ekstrem yang sering bertumpu pada sendi (parkour, terjun payung, dan lain sebagainya), tentara yang sering berlari membawa beban berat.
Bagi mereka yang telah berusia lanjut, jelas Rizal, olahraga yang disarankan adalah yang tidak membebani sendi seperti berenang dan jalan.
Namun bila sudah terkena osteoarthritis, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan mulai dengan memberikan obat pereda nyeri, pereda radang, menyuntikan pelumas, serta pembedahan.
"Bila masih tahap awal keluhan dapat dihilangkan melalui obat pereda nyeri, kemudian untuk tahap berikutnya ditambahkan pelumas di sendi melalui injeksi, namun kalau sudah parah harus dioperasi untuk diganti sendinya," terang Rizal.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa osteoarthritis biasanya menyerang sekujur tubuh terutama lutut, jari tangan, bahu, tungkai panggul, dan pergelangan kaki. Gejala dari penyakit ini rasa sakit setelah gerakan berlebihan, kaku, pembengkakan sendi, bunyi gemeretak, dan kehilangan fleksibilitas.
Untuk mencegah atau menghambat kerusakan pada sendi, Rizal menyarankan untuk lebih banyak mengonsumi buah dan sayuran, serta mengurangi konsumsi garam.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
Terkini
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan