Suara.com - Seketaris Komisi Penanggulangan AIDS Kota Sukabumi Fifi Kusumajaya mengatakan ribuan lelaki di Kota Sukabumi, Jawa Barat, rawan tertular HIV.
"Dari data yang kami miliki ada sekitar 3.000 lelaki yang masuk dalam golongan High Risk Man atau berisiko tinggi dan juga dari hasil penjangkauan yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli HIV dan AIDS tepatnya sejak Januari sampai Juni 2015 juga banyak menemukan lelaki yang berisiko tinggi tertular HIV dan AIDS," katanya di Sukabumi, Jumat (4/9/2015).
Menurut dia, dari hasil pendataan tersebut mayoritas lelaki yang rawan tertular penyakit yang belum ada obatnya ini dari kalangan orang mampu atau berpenghasilan tinggi yang suka jajan seks atau menyewa jasa perempuan penjaja seks (WPS). Di samping itu juga lelaki suka lelaki dan kaum transgender atau waria juga berpotensi besar tertular HIV dan AIDS.
Adapun data yang dimiliki KPA, bahwa kaum lelaki suka lelaki yang tergabung dalam komunitas saat ini jumlahnya sudah mencapai 501 orang, sedangkan populasi kaum transgender mencapai 44 orang. Sehingga ini membuktikan tidak hanya kaum perempuan saja yang rawan tertular, tetapi lelaki juga cukup tinggi tingkat kerawanan tertular virus yang belum ada obatnya ini.
"Kami merasa miris dengan kondisi tingginya jumlah lelaki beresiko, lelaki suka lelaki dan transgender yang jumlahnya cukup tinggi ini karena luas wilayah Kota Sukabumi yang relatif kecil, serta lebih terkenal dengan nuansa pesantrennya," tambah Fifi.
Ia mengatakan kaum lelaki sangat berperan penting dalam epidemi HIV dan AIDS, karena penyebaran dan penularan penyakit tersebut sangat cepat menjangkau kaum lelak. Buktinya lelaki berisiko tinggi dalam setiap tahun jumlahnya meningkat. Bahkan, banyak istri yang tertular HIV karena suami yang positif HIV lebih dahulu.
Selain itu, saat ini masih banyak ibu rumah tangga dan ibu hamil beranggapan bahwa suaminya sehat. Padahal lelaki berisiko tinggi merupakan kelompok populasi "kunci" yang mempunyai pengaruh sangat besar pada populasi yang lainnya termasuk pada istrinya.
"Kami juga mengimbau kepada masyarakay agar selalu memeriksakan kesehatannya secara rutin, untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesehatannya dan untuk memastikan HIV tidak hidup di tubuh seseorang," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara