Bencana kabut asap yang melanda, Jambi, Kalimantan, Sumsel dan Riau terus mengkhawatirkan. Warga yang terkena dampaknya pun mengharapkan bantuan masker yang lebih efektif untuk menyaring partikel kecil dalam asap kebakaran hutan. Salah satunya adalah masker N95.
Jenis masker ini dikatakan dokter spesialis paru RS Persahabatan Jakarta, Agus Dwi Susanto, merupakan masker yang biasa dipakai oleh tenaga medis untuk mencegah penularan dari suatu penyakit. Oleh karena itu kemampuannya dalam menyaring partikel kecil mencapai 95 persen.
Sayangnya, penggunaan masker N95 yang salah juga bisa mempengaruhi kemampuan penyaringan. Dalam artian, teknik dan cara penggunaan masker ini harus diperhatikan.
"Jika penggunaannya tidak tepat maka manfaatnya hampir sama dengan penggunaan masker bedah biasa," kata dr Agus pada temu media di Jakarta, Senin (12/10/2015).
Agus menambahkan bahwa pemakaian masker N95 dibutuhkan 'individually fit test' atau sesuai ukuran pemakai. Bahkan waktu penggunaannya juga terbatas maksimal hanya 8 jam.
"Penggunaannya harus sesuai ukuran muka si pemakai. Masker ini kurang cocok untuk yang mukanya terlalu lebar atau terlalu kecil," imbuhnya.
Menurut Agus, masker bukan satu-satunya cara untuk mencegah dampak dari kabut asap. Jika penggunaan masker tak dibarengi dengan pencegahan primer seperti menjalani pola hidup sehat, maka hasilnya juga tak akan optimal.
"Masker menjadi hal utama tapi jika pencegahan lain tidak dilakukan, hasil juga tak akan optimal," pungkasnya.
Ia justru mengimbau agar masyarakat yang terkena dampak tetap menggunakan masker bedah yang dibagikan meski secara efektivitas, masker N95 lebih mampu menyaring partikel kecil.
"Efektivitas secara penelitian memang N95 lebih baik. Tapi bukan berarti masker biasa tidak bermanfaat. Apapun masker silahkan dipakai daripada tidak sama sekali," tegas Agus.
Tag
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis