Suara.com - Dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, Indonesia masih kekurangan jumlah tenaga medis. Bahkan, meski penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar, Indonesia hanya memiliki 105 dokter spesialis bedah jantung. 50 persen diantaranya berpusat di Jabodetabek.
"Ini suatu permasalahan di Indonesia. Dengan total dokter bedah jantung yang terpusat di Jabodetabek. Sehingga banyak pasien yang jauh-jauh datang dari daerah untuk mendapatkan penanganan di Jakarta," ujar Ketua Perhimpunan Dokter Bedah Jantung Indonesia, Dr. dr. Dicky Fakhri, SpB, SpBTKV pada temu media di Siloam Heart Institute, Jakarta, Selasa (27/10/2015).
Mirisnya lagi, dari 105 dokter bedah jantung yang ada di Indonesia, hanya 5 di antaranya yang memfokuskan dirinya untuk menangani kasus jantung bawaan pada anak.
"Padahal setiap tahunnya dari 4 juta kelahiran, ada 32 ribu anak yang pasti mengidap penyakit jantung bawaan," imbuh dr Dicky.
Menurut Ketua Siloam Heart Institute, dr Maizul Anwar, SpBTKV minimnya minat para dokter untuk mengambil spesialis bedah jantung salah satunya disebabkan karena membutuhkan waku pendidikan yang sangat lama. Selain itu bidang spesialis ini dianggap memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi.
"Sekolahnya memang lama, sekitar lima tahun. Dan jika dibandingkan dengan profesi lain seperti ortopedi, obgyn, atau urology, spesialis bedah jantung tidak menarik jadi peminatnya sedikit," kata dr Maizul.
Padahal minimnya SDM yang tersedia untuk menangani bedah jantung anak bekontribusi dalam meningkatkan jumlah kematian anak yang menderita penyakit jantung bawaan. Dr Maizul mencontohkan bahwa pasien anak yang menderita penyakit jantung bawaan harus antri hingga dua tahun untuk mendapatkan tindakan operasi.
"Karena minim SDM, pasien harus waiting list. Di perjalanan menunggunya itu ada yang tidak kuat dan meninggal. Jadi memang ini permasalahan yang harus disikapi serius," pungkas dr Maizul.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis