Suara.com - Diet berdasarkan golongan darah kini tengah populer di antara para selebritis Hollywood, seperti Demi Moore, Courtney Cox-Arquette, Liz Hurley, hingga ke model Miranda Kerr dan penyanyi Cheryl Cole.
Dokter naturopati Peter D'Adamo dalam bukunya yang berjudul Eat Right 4 Your Type menyebut bahwa setiap golongan darah mengandung antigen yang unik sehingga akan lebih maksimal jika dibarengi dengan konsumsi makanan tertentu yang sesuai dengan karakteristik setiap golongan darah.
Sementara itu, ahli gizi dan naturopati Zainab Syed dari India menjelaskan bahwa saat seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung lektin yang tidak sesuai dengan antigen dari golongan darah kita, maka lektin tersebut akan mengarah pada organ atau sistem tubuh, sehingga dapat memulai penggumpalan sel- sel darah di wilayah tersebut.
Oleh karena itu diet berdasarkan golongan darah menurut Syed dapat mencegah pengaruh buruk tersebut.
"Golongan darah seseorang mencerminkan sistem internalnya. Golongan darah mereka sebenarnya mengatur cara tubuh mereka menyerap nutrisi dari makanan yang mereka makan. Dan ini sudah dilakukan sejak nenek moyang kita," ungkap Syed seperti dilansir laman TimesofIndia.
Namun, sebagian ahli gizi menganggap bahwa diet golongan darah bisa menyebabkan seseorang kekurangan nutrisi karena asupannya dibatasi.
"Diet ini bisa sangat membatasi seseorang dalam mengonsumsi makanan. Akibatnya terjadi penurunan berat badan namun risiko untuk kembali melonjak juga cukup besar," imbuh ahli gizi dari India, dr Muffazal Lakdawala.
Nah, ingin tau bagaimana diet untuk setiap golongan darah? Berikut ulasannya:
Golongan darah O: Golongan ini diyakini sebagai golongan darah yang paling awal dimiliki manusia 30.000 tahun yang lalu. Dr D'Adamo merekomendasikan golongan darah ini untuk mengkonsumsi makanan berprotein tinggi. Namun perlu diketahui bahwa golongan darah O umumnya alergi terhadap gluten yang ditemukan dalam produk susu dan gandum.
Golongan darah A: Dr D' Adamo merekomendasikan individu-individu dari golongan darah ini mengkonsumsi diet yang sebagian besar terdiri dari sayuran dan buah-buahan dan menghindari konsumsi daging merah.
Golongan darah B: Golongan darah ini diyakini memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat dan sistem pencernaan yang fleksibel. Menurut Dr D'Adamo, orang dengan golongan darah B harus lebih banyak mengonsumsi produk olahan susu. Dalam diet ini, golongan darah B diminta menghindari ayam, gandum, jagung, kacang-kacangan, tomat, dan biji wijen. Sebab, mereka akan mempengaruhi proses metabolisme B yang bisa mengakibatkan kelelahan, retensi cairan dan hipoglikemia.
Golongan darah AB: Menurut D'Adamo, golongan darah AB bisa mengonsumsi telur, tahu, makanan laut, sayuran, susu dan produk susu seperti yogurt. AB juga boleh makan daging merah, tetapi sedikit.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?