Suara.com - Tanya:
Selamat sore Dokter,
Saya memiliki keluhan yaitu saat bangun tidur siang, leher saya terasa sakit, tepatnya pada leher samping kanan di bawah telinga. Sakitnya terasa sampai saat ini (selama 2 hari). Akibat keluhan ini, gerakan kepala saya jadi terbatas. Sakit apa yang saya alami, Dok? Bagaimana cara mengobatinya agar tidak berkepanjangan? Terima kasih, Dok.
Maulidiyah
Jawab:
Halo, selamat sore Maulidiyah,
Biasanya sakit di leher karena posisi tidur yang tak tepat atau bantal yang tak pas untuk Anda sehingga tiba-tiba leher menjadi kaku dan sangat menyakitkan, serta tak nyaman.
Berikut langkah yang dapat Anda lakukan :
1. Konsumsi obat
Bila sangat nyeri, Anda dapat mengonsumsi obat-obatan seperti parasetamol, ibuprofen atau beberapa anti-nyeri yang dapat dioles.
2. Kompres
Cobalah untuk mengompres leher dengan kompres panas dan dingin agar dapat mengurangi nyeri dan kekakuan otot.
3. Tidur dengan 1 bantal
Selama leher masih nyeri dan kaku hindari menggunakan dua atau tiga bantal. Jadi, sebaiknya gunakan bantal yang tidak tinggi.
4. Biasakan duduk dengan postur tubuh yang baik
Coba periksa postur tubuh Anda saat duduk, cobalah untuk selalu bersender dan tegap, namun hindari postur terlalu kaku.
5. Tak menyetir mobil
Hindari menyetir mobil selama leher Anda kaku dan nyeri. Selain untuk mengurangi risiko saat berkendara, juga dapat mempercepat pemulihan leher yang sakit dan kaku.
6. Latihan fisik ringan
Bila leher nyeri disebabkan oleh otot yang terkilir coba untuk lakukan olahraga leher seperti gerakkan kepala Anda ke atas dan ke bawah serta gerakan kepala ke samping kiri dan kanan.
7. Luangkan untuk istirahat
Bila Anda sudah lama bekerja di depan komputer, coba istirahat sejenak untuk melemaskan otot-otot pada leher. Koreksi posisi duduk Anda jika beraktivitas di depan komputer dalam waktu lama. Pastikan posisi duduk Anda baik dan benar.
Bila sudah melakukan beberapa cara tersebut, tetapi keluhan belum juga hilang dan malah bertambah berat, maka sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.
Terima kasih, semoga membantu ya.
Dijawab oleh dr. Deffy Leksani Anggar Sari
Sumber: www.meetdoctor.com
Berita Terkait
-
Stop Percaya Mitos! Dokter Kulit Bongkar 5 Salah Kaprah Soal Jerawat yang Bikin Makin Parah
-
Kanker Payudara Mengancam! Jaga Berat Badan Stabil Setelah Usia 35 Tahun
-
Nadin Amizah Geram, Konsultasi Online ke Dokter Malah Dapat Balasan Minta Follow Back
-
Suka Makan Mie Instan? Ini Tips Sehat untuk Mengonsumsinya
-
Ingin Ikut Lomba Lari? Sontek Tips Sehat dari Nirina Zubir Agar Tampil Prima
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia