Suara.com - Tanya:
Selamat malam Dokter,
Sudah hampir seminggu saya mengalami sesak di bagian dada. Saya sudah periksa ke dokter, dan katanya hanya angin masuk. Pertama, dokter berujar karena saya sering telat makan, jarang minum air putih dan perut jadi kosong. Ini yang menyebabkan angin masuk. Tapi, sampai saat ini, saya masih mengalami sesak di dada, seperti agak susah untuk bernapas. Kalau sudah menarik napas panjang, saya merasa lega. Tolong infonya ya Dok, saya takut ada penyakit lain. Terima kasih sebelumnya.
Lupita
Jawab:
Selamat malam Lupita,
Sesak napas dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti peningkatan asam lambung, abnormalitas jaringan paru dan jantung, gangguan otot napas, serta psikis.
Apabila rasa sesak yang Anda alami disertai pula dengan keluhan kembung, mual, perut terasa penuh, ataupun nyeri ulu hati, maka keluhan sesak yang Anda alami kemungkinan disebabkan oleh peningkatan asam lambung. Di saat produksi asam lambung meningkat maka dapat terjadi refluks (aliran balik) asam lambung menuju kerongkongan yang terletak di bagian tengah dada.
Inilah yang menyebabkan timbulnya rasa perih dan rasa terbakar pada dada yang seringkali disertai pula dengan sesak.
Selain peningkatan asam lambung, asma, infeksi, tumor, maupun akumulasi cairan pada paru juga dapat menyebabkan timbulnya sesak. Begitu pula bila didapatkan gangguan pada irama maupun kontraktilitas otot jantung. Sedangkan kecemasan berlebih serta depresi juga berpotensi menimbulkan gangguan gerak otot napas sehingga pengembangan dada tidak berlangsung maksimal dan Anda pun merasakan sesak.
Langkah pengobatan yang Anda lakukan sudah tepat dengan memeriksakan diri ke dokter; Berapa lama Anda telah mengonsumsi obat yang diberikan? Sebaiknya tetap konsumsi obat lambung yang diberikan dan perbaiki pola diet Anda menjadi lebih teratur dan menghindari jenis makanan bercitarasa asam atau pedas.
Jangan lupa olahraga rutin 3 kali dalam seminggu minimal 30 menit untuk meningkatkan kebugaran dan memperbaiki kekuatan otot tubuh (termasuk otot pernapasan). Konsultasikan kembali kepada dokter konsultan Anda apabila tidak juga dijumpai perubahan dengan pengobatan yang diberikan.
Terima kasih, semoga jawaban yang diberikan dapat bermanfaat bagi Anda.
Dijawab oleh dr. Nina Amelia Gunawan
Sumber: www.meetdoctor.com
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
Terkini
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar