Suara.com - Banyak orang yang menjalani serangkaian program diet demi mendapatkan bobot tubuh ideal. Namun bukannya bobot semakin menurun, tubuh malah jadi gemuk ketika menjalani diet. Apa yang salah?
Menurut dokter spesialis gizi, Grace Judio Kahl, masing-masing orang ternyata belum tentu cocok menjalani berbagai program diet. Pasalnya metabolisme setiap orang pun berbeda sehingga upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan berat badan juga berbeda.
"Setiap orang kan punya metabolisme yang berbeda-beda. Ada yang makan sedikit tapi cepat naik beratnya. Ada juga yang makan banyak tapi normal-normal saja berat badannya. Nggak bisa disamakan pola diet untuk setiap orang," ujar perempuan yang juga pendiri lightHOUSE, pada temu media di Jakarta, Kamis (23/12/2015).
Menurutnya, diet yang salah membuat metabolisme tubuh melambat, meski sebelumnya seseorang mungkin saja tak memiliki kendala pada metabolismenya. Akibatnya berat badan pun mudah sekali melonjak.
"Diet yang salah itu misalnya karena ikut tren saja. Asal potong kalori, makan sekali sehari, gizinya nggak seimbang, seharian nggak makan tahu-tahu makan malamnya kayak bayar utang. Ini yang bikin metabolisme tubuh melambat," imbuhnya.
Lalu bagaimana diet yang benar? Menurut Grace, seseorang yang akan menjalani diet sebaiknya mengonsultasikannya terlebih dahulu ke ahli gizi. Dari tahap ini biasanya ahli gizi akan menanyai berapa target penurunan yang diinginkan hingga riwayat penyakit yang dimiliki.
Hal ini bertujuan agar program diet bisa membuahkan hasil yang diinginkan tanpa menyiksa tubuh pasien.
"Tugas ahli gizi untuk memberikan analisa awal untuk meresepkan pola makan yang akan dijalani pelaku diet. Sehingga diet yang dijalani sesuai kemampuan orang tersebut agar tidak ada keterpaksaan," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Menu Sarapan Rendah Gula yang Cocok untuk Program Diet Harianmu: Praktis, Kenyang Lebih Lama
-
Diet Unik Ini Mungkin Jadi Solusi Terbaik untuk Menurunkan Kolesterol
-
Studi Baru Ungkap Pola Makan yang Bisa Menurunkan Berat Badan
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif