Suara.com - Resistensi antibiotik bukan hal baru di dunia medis. Penyebabnya tentu saja karena penggunaan antibiotik yang tak bijak sehingga bakteri menjadi kebal terhadapnya.
Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA), dr Harry Parathon mengatakan bahwa tak semua penyakit perlu diatasi dengan antibiotik.
Dokter spesialis kandungan RSUD Soetomo Surabaya ini pun menekankan bahwa beberapa penyakit seperti flu, diare, demam berdarah, maupun batuk berdahak tak perlu disembuhkan dengan antibiotik, karena termasuk penyakit infeksi virus.
"Antibiotik memang sangat berguna untuk menyembuhkan banyak pasien sejak ditemukan pada 1928. Sayangnya masih banyak orang yang tidak bisa membedakan mana penyakit akibat virus dan mana akibat bakteri sehingga memunculkan resistensi antibiotik," ujar Harry pada Pfizer Press Circle (PPC) di Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Tak hanya minimnya pengetahuan pasien terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus, para dokter, menurutnya juga berkontribusi meningkatkan kasus resistensi antibiotik.
"Pasien kan inginnya cepat sembuh, padahal kalau dokter yang benar itu pasti meminta pasien untuk istirahat perbanyak vitamin dan memberikan obat sesuai diagnosis. Tapi ada juga yang asal memberi antibiotik biar penyakit pasien cepat sembuh," imbuhnya.
Namun sebagai dokter, Harry berusaha untuk tidak memberikan antibiotik pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Ia memilih untuk melihat pada dua indikator sebelum memastikan pasien terinfeksi oleh bakteri atau bukan.
"Kita lihat ada demam atau enggak. Tapi demam juga bisa disebabkan oleh virus, jadi pasien perlu pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jumlah sel darah putih. Kalau di bawah 4000 atau justru lebih 10.000 sel maka bisa dipastikan penyebabnya adalah bakteri," imbuhnya.
Sementara itu dokter spesialis Pulmonologi FKUI-RSCM, M. Arifin Nawas menambahkan, warna pada dahak juga bisa menandakan adanya penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
"Dahak kan normalnya berwarna bening, tapi kalau sudah berubah menjadi kuning atau kehijauan bisa jadi infeksinya disebabkan oleh bakteri," sambungnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!