Tujuh kasus Virus Zika, termasuk satu penularan pada perempuan hamil, dilaporkan di Spanyol pada Kamis (4/2/2016) waktu setempat.
Dalam pernyataannya, Kementerian Kesehatan Spanyol menyebut ketujuh orang tersebut terinfeksi setelah mereka mengunjungi negara yang terpengaruh oleh virus itu.
Perempuan hamil yang didiagnosis terinfeksi virus Zika itu berada di Wilayah Catalonia di bagian timur-laut Spanyol. Ia hamil antara 13 dan 14 pekan, dan kini ditempatkan di bawah pengawasan dokter sebab di tempat asalnya virus Zika berkaitan dengan kasus mikrosefali pada bayi yang baru dilahirkan.
Menurut pernyataan itu, ada tiga kasus virus Zika di Catalonia, dua di Wilayah Murcia di bagian selatan negeri tersebut, dan dua di Castilla Leon di Spanyol Tengah.
Kementerian itu menyatakan bahwa mungkin ada lebih banyak orang yang terinfeksi, tapi tidak dilaporkan sampai semuanya dikonfirmasi oleh Pusat Mikrobiologi Nasional.
Hingga Kamis, Kementerian Kesehatan Spanyol berencana membuat penilaian mingguan terhadap mereka yang diperiksa positif terinfeksi virus itu.
Kementerian tersebut juga menyatakan bahwa tak ada resiko penyebaran Virus Zika di Spanyol sebab semua kasus yang dilaporkan berasal dari negara yang terpengaruh.
Pada Selasa (2/2/2016) Amerika Serikat melaporkan kasus pertama penularan lokal Virus Zika di satu wilayah di Texas.
Layanan Kemanusiaan dan Kesehatan Dallas County mengatakan di dalam satu pernyataan pasien itu tertular Virus Zika setelah melakukan hubungan seks dengan seseorang yang sakit dan pulang dari salah satu negara tempat Virus Zika menyebar.
Temuan ini membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan dilakukannya penyelidikan lebih jauh terhadap virus itu, yang disebarkan lewat nyamuk.
Zika, yang terutama menular melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi, diduga menjadi penyebab cacat pada bayi seperti mikrosefali, atau kepala kecil. Saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah atau obat untuk menyembuhkan pasien penyakit tersebut.
Sebanyak satu dalam lima orang yang terinfeksi Virus Zika akan mengalami gejala yang meliputi demam, muncul ruam, nyeri sendi dan mata merah.
Penyakit itu biasanya memiliki gejala sedang yang berlangsung selama beberapa hari sampai satu pekan. Jarang pasien yang terserang parah memerlukan perawatan di rumah sakit dan angka kematian akibat virus tersebut rendah. (Antara/Xinhua)
Tag
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis