Kasus kanker usus besar atau kolorektal memang tidak sebanyak kasus kanker payudara atau kanker paru. Namun, risiko kematian yang disebabkan oleh jenis kanker di saluran pencernaan ini tergolong tinggi.
Data badan kesehatan dunia, WHO menyebut bahwa pada 2013 kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker penyebab kesakitan dan kematian tertinggi. Jika dahulu kanker ini menyerang individu paruh baya, kini banyak individu dewasa muda berusia di bawah 40 tahun yang dilaporkan mengidap kanker usus besar.
Penyebabnya, menurut dokter spesialis Gastroentero Hepatologi FKUI RSCM, Murdani Abdullah, antara lain dipicu oleh gaya hidup tak sehat seperti berlebihan konsumsi makanan berlemak, kurang asupan sayur dan buah, kegemukan, dan kurang aktivitas fisik.
"Angka kejadian kanker usus besar memang tidak sebanyak kanker lainnya tapi jenis kanker ini cukup mematikan dan membutuhkan biaya besar untuk pengobatannya," ujar Murdani di sela-sela pembukaan simposium 'Indonesian Digestive Disease Week (IDDW) 2016' di Hotel Borobudur, Jakarta, belum lama ini.
Dibandingkan biaya pengobatan, Murdani menyebut bahwa tindakan pencegahan yang dilakukan untuk kanker usus besar relatif lebih murah. Untuk tindakan pemeriksaan darah samar pada tinja misalnya, hanya membutuhkan biaya ratusan ribu rupiah saja.
"Kalau pemeriksaan yang terjangkau itu tes darah samar di tinja yang bisa dilakukan setahun sekali. Untuk yang lebih advance bisa melakukan kolonoskopi dengan hasil yang lebih akurat," imbuhnya.
Murdani menyebut, pemeriksaan darah samar di tinja pun sudah dapat mendeteksi ada tidaknya tumor di tinja. Jika hasilnya positif, maka pasien bisa melanjutkan ke pemeriksaan kolonoskopi untuk mencari tahu letak tumor secara tepat.
"Kalau ada darah di tinja yang seringnya nggak keliatan tapi di tes baru muncul itu berarti ada indikasi tumor atau kanker. Selanjutnya bisa ditangani dengan pengangkatan atau operasi," pungkasnya.
Namun, ia menegaskan lebih penting mencegah timbulnya penyakit dengan pola makan sehat.
Berita Terkait
-
Bukan Lagi Penyakit Orang Tua: Ketika Kanker Kolorektal Menyasar Generasi Milenial dan Gen Z
-
Mengenal Kolonoskopi: Langkah Awal yang Menyelamatkan Nyawa dari Kanker Usus Besar
-
3 Metode Skrining untuk Deteksi Kanker Usus Besar
-
Cara Cegah Kanker Usus Besar, Kenali 3 Metode Skrining Ini
-
Kisah Pilu Wanda Hamidah, Baru Tahu Ayahnya Idap Kanker Usus Besar Setelah Dirawat
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
Terkini
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!