Suara.com - Maag atau nyeri di bagian lambung kerap disepelekan sebagian orang. Padahal pada kondisi maag yang cenderung kronis, risiko mengalami kematian pada penderitanya semakin besar.
Data yang dihimpun WHO pada 2012 lalu saja menyebut, bahwa angka kematian di dunia akibat kondisi maag mencapai 17-21 persen dari kasus yang ada. Umumnya kondisi maag sendiri dialami oleh usia 20-30 tahun yang cenderung usia produktif.
Disampaikan dokter Jessica Florencia dari Klikdokter.com, nyeri maag akut seperti GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) bisa menyebabkan kematian karena produksi asam menyebabkan luka di dinding kerongkongan. Bahkan beberapa tokoh ternama seperti almarhum Didi Petet dan presenter Andri Djarot meninggal akibat maag akut ini.
"Sayangnya nyeri ulu hati atau maag ini masih disepelekan karena minimnya pemahaman masyarakat akan penyakit maag dan tahap-tahapnya," ujar dr Jessica pada temu media 'Promag 45 Tahun Berbakti dan Berinovasi' di Jakarta, belum lama ini.
Selain pola makan tak teratur, maag, kata dia, juga bisa dipicu oleh stres. Terlebih dengan tuntutan hidup yang berat di daerah kota-kota besar.
"Kalau zaman sekarang rasanya stres yang berperan besar dalam memicu stres. Jadi memang stres ini awal dari berbagai macam penyakit," ujar dia.
Berangkat dari pentingnya mengedukasi masyarakat mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh maag, brand Promag yang sudah 45 tahun hadir di Indonesia meluncurkan program 'Hati ke Hati' yang mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan orang-orang terkasih agar menjalani hidup sehat.
Melalui website www.ahlinyalambung.com masyarakat, kata Sinteisa Sunarjo selaku Deputi Marketing Director Consumer Health PT Kalbe Farma Tbk, bisa mendapatkan informasi akurat seputar penyakit maag.
"Selain itu, kami juga mengadakan layanan konsultasi kesehatan gratis di 45 kota di Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia pada 28-29 Mei dan konsultasi gratis via online selama 45 jam di Klikdokter.com serta konsultasi dengan apoteker secara gratis di 450 apotek di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya," ujar Sinteisa.
Yuk konsultasikan kesehatan Anda secara gratis!
Berita Terkait
-
Cara Cegah Sakit Maag Malam Hari, Ini 3 Tips Alami Ampuh dari Dokter
-
Awas! 3 Minuman Ini Picu Penyakit Maag Makin Parah
-
Sakit Maag Hilang dengan Air Tajin? Ini Penjelasan dr. Zaidul Akbar
-
Sering Tak Disadari Oleh Penderitanya, Kenali Tanda Tersembunyi Penyakit Maag
-
Sama-Sama Nyeri Dada, Ini Perbedaan Sakit Maag dan Serangan Jantung
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis