Suara.com - Sukses meluncurkan dua Rumah Sakit Apung (RSA), doctorSHARE (Yayasan Dokter Peduli) bersama dengan beberapa mitra strategis berencana meluncurkan RSA ketiga yang akan dinamai Nusa Waluya II. RSA ini direncanakan memberikan pelayanan kesehatan jangka panjang kepada penduduk di beberapa daerah kepulauan terpencil di Indonesia.
Keberadaan RSA ini sangat dibutuhkan untuk
pemerataan sarana dan prasarana medis terutama untuk daerah terpencil. Data Kementrian Kesehatan menyebut, rasio dokter dan pasien di wilayah Papua dan Maluku adalah 1 dokter untuk sekitar 4.000 pasien. Jumlah ini sangat jauh berbeda dengan kondisi di Jakarta yang memiliki 1 dokter untuk sekitar 350 pasien.
Kondisi ini mengakibatkan banyak masyarakat terpencil yang belum terakses pelayanan kesehatan. Selain itu, masih banyak persalinan di Papua dan Maluku yang belum dibantu oleh tenaga kesehatan.
Pada 2015, doctorSHARE menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan pemerintah daerah Provinsi Maluku dengan tujuan memperbaiki profil kesehatan di provinsi tersebut. Salah satu upaya doctorSHARE dalam mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan menempatkan RSA Nusa Waluya II di salah satu gugus kepulauan yang profil kesehatannya masih terbilang rendah.
“Nantinya RSA Nusa Waluya II diharapkan dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan setempat, dan dapat berfungsi sebagai fasilitas rujukan terlebih untuk kasus-kasus yang belum dapat ditangani oleh fasilitas kesehatan setempat. ujar Koordinator RSA Nusa Waluya II dr. Debby Kurniawati Adi Saputra.
Ia menambahkan, tim doctorSHARE di RSA Nusa Waluya II juga berencana memberikan pendampingan kesehatan bagi tenaga medis setempat (bidan, perawat, dan sebagainya) serta memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat setempat.
Julia Windasari, Direktur CSR PT MASA mengatakan,dengan pengalaman dan keahlian PT MASA di dunia perkapalan selama ini, pihaknya turut serta mendukung proyek perombakan kapal bantuan tersebut agar dapat berfungsi sebagai rumah sakit apung.
“Diperkirakan total kebutuhan pendanaan untuk membiayai renovasi dan operasional kapal selama 6 bulan perdana mencapai Rp 15,6 miliar. Sampai saat ini, total pendanaan yang sudah terkumpul, baik dalam bentuk sumbangan dana maupun barang-barang (seperti obat-obatan dan peralatan medis), sudah sekitar 21 persen dari kebutuhan,” ujar Debby.
“Kami juga membuka kesempatan bagi publik untuk berpartisipasi dalam pembangunan RSA Nusa Waluya II. Sumbangan dapat diberikan kepada doctorSHARE (Yayasan Dokter Peduli) melalui nomor rekening 198.550.7777 (BCA). Mohon tambahkan 3 rupiah dari nilai sumbangan Anda agar Tim doctorSHARE dapat mengetahui bahwa dana yang masuk adalah untuk proyek RSA Nusa Waluya II,“ tutup Debby.
Berita Terkait
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
RSUD Aceh Tamiang Dibersihkan Pascabanjir, Kemenkes Targetkan Layanan Kesehatan Segera Pulih
-
Menkes Sesalkan Kematian Ibu Hamil di Papua, Janji Perbaikan Layanan Kesehatan Agar Tak Terulang
-
BPJS Kesehatan Ungkap Data Mengejutkan: 454 Puskesmas Belum Memiliki Dokter Umum
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi