Suara.com - Memperingati Hari Osteoporosis Sedunia yang jatuh pada 20 Oktober 2016, merupakan momen tepat untuk mengupas beberapa fakta tentang osteoporosis yang perlu Anda ketahui.
Meski banyak media telah membahas tentang osteoporosis, tetap penting untuk terus mengedukasi isu kesehatan ini mengingat masih banyak orang yang belum menyadari bahayanya.
Osteoporosis, atau sering juga disebut pengeroposan tulang, adalah penipisan dan hilangnya kepadatan massa tulang, yang membuat tulang menjadi lebih keropos, rapuh, dan mudah patah. Osteoporosis juga sering diiringi dengan menurunnya tinggi badan, dan nyeri punggung.
Perlu diketahui, perempuan ternyata lebih berisiko osteoporosis setelah masa menstruasinya berakhir, terutama perempuan Asia. Hello Sehat menyebutkan bahwa satu dari empat perempuan direntang usia 50-80 tahun berisiko osteoporosis.
Patah tulang akibat osteoporosis lebih sering terjadi pada panggul, pergelangan tangan atau tulang belakang, tapi semua tulang sebenarnya dapat mengalami risiko serupa. Jika tulang ini sudah rusak, maka tidak dapat disembuhkan, khususnya tulang panggul.
Sedangkan faktor-faktor risiko osteoporosis terdiri dari dua: faktor risiko yang dapat diubah, dan tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah meliputi kurangnya aktivitas fisik, rendahnya asupan kalsium, kekurangan protein, vitamin D, paparan sinar matahari, konsumsi kafein dan alkohol, rendahnya hormon estrogen dan merokok.
Sementara, faktor risiko yang tak dapat diubah meliputi riwayat keluarga (gen), jenis kelamin (perempuan lebih berisiko ketimbang lelaki), usia, menopause, ukuran badan.
Lantas, bagaimana cara mencegah osteoporosis? Tentu saja Anda harus melakukan gaya hidup sehat dengan cara sebagai berikut:
1. Memenuhi asupan kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D sangat baik untuk kesehatan tulang. Anda harus memenuhi kedua asupan tersebut sesuai usia. Berikut rincian asupan kalsium yang harus dipenuhi sesuai usia:
- Usia 0-6 bulan: 210 mg/hari
- 7-12 bulan: 270 mg/hari
- 1-3 tahun: 500 mg/hari
- 4-8 tahun: 800 mg/hari
- 19-50 tahun: 1000 mg/hari
- > 50 tahun: 1200 mg/hari
2. Istirahat cukup
3. Aktivitas fisik yang dilakukan teratur dan terukur
4. Mengurangi asupan kafein seperti kopi
5. Menghindari rokok dan minuman beralkohol
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja