Suara.com - Memiliki anak gemuk terkesan menggemaskan. Bahkan, tak sedikit orangtua bangga anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang bertubuh gemuk. Padahal, di balik gemasnya anak berpipi bulat, tersimpan berbagai risiko kesehatan mematikan.
Disampaikan Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr Lily Sulistyowati, obesitas saat usia muda dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke, serangan jantung, diabetes, nyeri sendi, gangguan liver, hingga gangguan hormonal saat dewasa. Oleh karena itu, ia menghimbau, agar orangtua merubah pola pikir bahwa anak gemuk lebih menggemaskan.
"Obesitas harus dikendalikan karena berdampak langsung pada peningkatan penyakit tidak menular. Jadi orangtua jangan senang dulu kalau anaknya gemuk," ujar dia pada temu media peringatan 'Hari Obesitas Sedunia' di Jakarta, Senin (31/10/2016).
Meski demikian, ahli gizi Rita Ramayulis, DCN, M.Kes mengatakan bahwa indikator anak obesitas tak hanya dapat diukur dari indeks massa tubuh tapi juga disesuaikan dengan usia anak.
"Anak kan dalam masa pertumbuhan jadi harus dilihat usianya berapa, berat badannya berapa. Beda usia satu bulan saja sudah berbeda poinnya," tambah dia.
Meski demikian Rita mengatakan bahwa orangtua bisa menilai anaknya obesitas atau tidak, melalui gejala klinis fisik. Pada anak obesitas, pertambahan lemak akan membuat pipi anak semakin gembil, dengan wajah yang bulat atau dagu menjadi rata.
"Lehernya relatif pendek, perut membesar dan buncit. Kemudian ketika berjalan, paha kanan dan kiri akan bergesekan, sehingga lama-lama lutut anak menjadi hitam," terangnya.
Selain itu, obesitas juga membuat anak laki-laki seakan memiliki payudara karena membesarnya area bagian dada. Bahkan, obesitas juga membuat penis anak laki-laki terlihat kecil karena tertimbun lemak.
"Sedangkan anak perempuan yang obesitas biasanya menstruasinya juga lebih awal, misalnya usia 9 tahun sudah haid," ujarnya lagi.
Ia pun menghimbau, agar para orangtua terus memantau tumbuh kembang anaknya melalui grafik untuk mendeteksi apakah anaknya tergolong obesitas atau tidak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!