Bisa ular memiliki racun yang bisa menyebabkan kelumpuhan hingga kematian. Meskipun tak semua jenis ular memiliki bisa, tetap saja masih banyak orang mengasosiasikan semua ular sebagai reptil yang berbahaya.
Peneliti dari University of Queensland di Australia menemukan manfaat dari bisa ular yang dapat dijadikan bahan baku obat pereda nyeri bagi pasien kanker, radang sendi hingga migrain.
Bukan sembarang ular yang dapat digunakan untuk mengolah obat anti nyeri yang dapat bekerja lebih baik dari opium. Menurut peneliti, hanya satu jenis ular langka di Asia dengan corak mencolok yakni jenis ular blue coral yang dapat memberikan manfaat ini.
"Ini adalah penelitian 15 tahun yang membuat kami menemukan jenis ular langka di dataran tinggi Cameron, Malaysia, dapat menjadi bahan baku obat penghilang nyeri," ujar Associate Profesor Bryan Fry.
Blue coral ini, dikatakan Fry, memiliki kelenjar bisa terbesar di dunia karena memenuhi seperempat panjang tubuhnya. Selama masa penelitian, ular jenis ini banyak dijumpai di Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia, meski dalam jumlah kecil karena terancam punah.
"Ular ini sangat langka dan hutan sebagai habitatnya banyak yang ditebang untuk membuat jalan bagi perkebunan kelapa sawit," kata Fry, seperti dilansir Zeenews.
Kedepannya, Fry dan tim peneliti akan mengolah bisa beracun ini untuk menjadi obat penghilang nyeri dalam jumlah besar untuk diuji sebelum dikomersialisasikan.
Ia juga berencana mencari ular dengan karakteristik serupa di belahan bumi lainnya untuk melihat apakah hewan tersebut memiliki bisa beracun yang bermanfaat bagi kesehatan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi