Suara.com - Apakah Anda pernah mendengar biji jali? Tanaman asli Indonesia yang berbentuk seperti mutiara ini memang asing di telinga masyarakat Indonesia.
Padahal, kata pewakilan tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya, Dr Nanny Djaja, Ms. Sp.GK, biji jali dari hasil penelitiannya dapat membantu menurunkan kadar gula darah.
Kesimpulan ini didapatkannya setelah melakukan uji coba terhadap 60 responden yang mengidap diabetes tipe 2 tahap awal di FK Universitas Atmajaya.
Meski penelitiannya belum sepenuhnya selesai, pemenang kedua Nutrifood Research Center Grant 2015 ini menemukan bahwa selama 8 minggu periode penelitian, berat badan dan kadar gula darah puasa responden mengalami penurunan bermakna usai mengonsumsi yogurt dengan campuran biji jali.
"Berdasarkan penelitian saya menemukan, kalau kita bisa mengonsumsi makanan untuk menurunkan kadar gula darah, mengapa kita harus minum obat. Jadi, saya harap penelitian ini bisa membantu penderita diabetes tipe 2 awal yang belum mengonsumsi obat-obatan untuk menurunkan kadar gula darahnya," ujarnya pada penganugerahan Nutrifood Research Center Grant 2016 di Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Berdasarkan penelitiannya ini, Nanny menyimpulkan yogurt bisa dijadikan camilan sehat untuk mencegah risiko diabetes. Cara pembuatannya pun, kata dia, sangat mudah, karena hanya membutuhkan plain yogurt dan rebusan biji jali yang sudah direndam semalaman.
Camilan sehat ini, lanjut Nanny, bisa dikonsumsi dua kali sehari; pagi dan malam hari.
"Kalau mau menambah rasa bisa pakai sirup aspartam. Kalau dari penelitian saya terhadap 320 orang, rasa yang paling disuka adalah cocopandan. Selain mengontrol kadar gula darah, camilan ini juga dapat memperlancar sistem pencernaan," tambah dia.
Melalui ajang Nutrifood Research Center Grant ini, Nutrifood memberikan dana dukungan penelitian senilai Rp 320 juta kepada empat proposal penelitian terbaik, yang berhasil terpilih dari lebih dari 1000 pendaftar. Diabetes menjadi tema yang diusung pada NRC grant 2016 ini, karena tingginya angka penderita diabetes di Indonesia dari tahun ke tahun.
"Indonesia masuk 10 besar jumlah penduduk yang terkena diabetes. Dari tahun ke tahun jumlahnya meningkat dan trennya menyerang usia muda. Bahkan di Asia Pasifik kita nomor 2 dengan jumlah penduduk yang terkena diabetes. Sehingga dengan NRC grant 2016 kita ingin fokus mendukung penelitian untuk menurunkan risiko penduduk mengidap diabetes," ujar Susana STP, MSC, PD Eng, selaku Head of Nutrifood Research Center Division.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?