Suara.com - Selama satu dekade penuh, para peneliti menganalisis data sebanyak 10.055 responden tanpa demensia dari ELSA pada awal penelitian 2002-2003.
Hasilnya, memiliki hubungan yang dapat diandalkan, mampu mendekati dan memahami pasangan, anak-anak dan anggota keluarga dekat lainnya ternyata bisa membuat seseorang memiliki risiko terkena demensia lebih kecil.
Sebaliknya, studi 10 tahun yang diterbitkan dalam Journal of Alzheimer's Disease mengatakan dukungan sosial negatif yang ditandai dengan pengalaman perilaku kritis, tidak dapat diandalkan dan mengganggu, dikaitkan dengan peningkatan risiko.
"Sudah diketahui bahwa memiliki jaringan hubungan erat yang kaya, termasuk menikah dan memiliki anak dewasa, terkait dengan penurunan risiko penurunan kognitif dan demensia," kata salah satu penulis studi Mizanur Khondoker dari University of East Anglia di Inggris dilansir Zeenews.
Namun, tambah dia, hubungan sosial yang tidak berjalan dengan baik bisa menjadi sumber stres interpersonal yang kuat, yang mungkin berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental orang dewasa yang lebih tua. Bukan hanya jumlah koneksi sosial, tapi juga kualitas koneksi tersebut bisa menjadi faktor penting yang mempengaruhi kesehatan kognitif orang tua.
Penelitian ini didasarkan pada data dari Studi Longitudinal Penuaan Inggris atau ELSA. Para peneliti menganalisis selama satu dekade penuh data yang diikuti 10.055 peserta inti dari ELSA yang bebas demensia pada awal penelitian pada 2002-2003.
Peserta diwawancara setiap dua tahun selama 2004-2012 dan kejadian demensia diidentifikasi dari laporan sendiri oleh peserta atau informasi yang diberikan oleh informan yang ditunjuk. Ukuran pengalaman positif dan negatif dari dukungan sosial dihitung pada awal (2002) dengan menggunakan seperangkat enam item dalam daftar pertanyaan 'Kesehatan dan gaya hidup orang berusia 50 dan lebih' dari ELSA.
Skala berkisar antara satu sampai empat dengan nilai lebih tinggi menunjukkan lebih banyak dukungan positif atau negatif. Peningkatan satu poin dalam skor dukungan sosial positif menyebabkan penurunan 17 persen risiko pembangan demensia.
Namun, nilai dukungan negatif menunjukkan efek yang lebih kuat yaitu kenaikan satu poin dalam skor dukungan negatif menyebabkan kenaikan risiko hingga 31 persen.
Baca Juga: Game Online Ini Bisa Bantu Ilmuwan Pelajari Demensia
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda