Suara.com - Berbagai acara khusus, seperti Hari Raya, resepsi pernikahan, ulang tahun atau bahkan arisan memang selalu identik dengan 'pesta makan'. Berbagai jenis makanan, yang sehat maupun tak sehat tersaji.
Hal ini, kata Prof. Dr. Nuri Andarwulan, Direktur SEAFAST Center, tanpa disadari membuat pola konsumsi mengalami lonjakan dari pola konsumsi biasanya. Hingga menyebabkan asupan makanan dan minuman kita melebihi batas rata-rata kalori harian.
"Kondisi seperti ini disebut Naive Subject. Kenapa namanya naive, karena senyawa atau zat gizi yang tiba-tiba melonjak dalam jumlah tinggi ini sering tidak terekspos, sehingga responnya jadi ekstrim," jelas Prof. Nuri dalam acara Jakarta Food Editor's Club (JFEC) di Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (25/7/2017).
Selain berbagai acara khusus, sambungnya, variasi pola diet yang tidak terkontrol juga dapat berujung pada Naive Subject, yang tak jarang didukung dengan gula, garam dan lemak yang berlebihan.
Lebih lanjut, Prof. Nuri menjelaskan, faktor inilah yang akan memicu meningkatnya Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti jantung koroner, obesitas, diabetes, stroke hingga osteoporosis.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat Indonesia mulai menyesuaikan asupan makanan yang akan mereka konsumsi, dengan kebutuhan tubuh, sehingga tercipta sebuah pola konsumsi harian.
"Orang dewasa membutuhkan rata-rata asupan kalori harian 2000 kkal. Untuk protein anjurannya 15-20 persen dari total kalori. Kalau 2000 kkal, 20 persennya berarti 400 gram protein. Jumlah itu dibagi menjadi tiga kali waktu makan, pagi, siang, malam berarti kurang lebih 100 gram," ungkapnya.
Untuk protein, kata dia, jumlah antara makan pagi, siang dan malam adalah sama, mengingat protein sangat penting untuk membantu proses regenerasi sel-sel yang rusak atau usang. Prof. Nuri juga menyarankan agar jumlah karbohidrat saat sarapan lebih banyak dibandingkan waktu makan siang dan malam.
"Karena jeda makan pagi ke makan siang cukup lama. Jam 9-10 jangan sampai lapar lagi supaya kita tetap bisa produktif. Makan siang sebenarnya porsinya bisa sama dengan sarapan, tapi harus lebih sedikit dengan makan malam," jelasnya.
Sementara untuk sayur dan buah 450 gram perhari adalah jumlah yang ideal, di mana 250 gram sayuran dan 150 gram buah perhari. Ini dikarenakan, kata dia, selain vitamin dan mineral, serat pangan dan antioksidan alami juga penting untuk kebugaran tubuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya