Suara.com - Seberapa cepat Anda berjalan seperti ketika mengejar bus yang akan Anda tumpangi? Jika tergolong lambat maka waspadai risiko kematian akibat penyakit jantung.
Pasalnya sebuah penelitian yang dilakukan University of Leicester, Inggris, menemukan seseorang dengan kecepatan berjalan yang lambat memiliki risiko meninggal karena penyakit jantung dua kali lipat dibandingkan mereka yang berjalan cepat.
Untuk mendapatkan temuan ini peneliti melibatkan 420.000 orang dewasa usia menengah di Inggris yang dianalisis kecepatan jalannya. Selain itu para responden juga dimonitor kebiasaan olahraganya, program diet yang dilakukan serta kebiasaan merokok yang mungkin dilakukan.
Di awal penelitian tidak ada satupun dari responden yang memiliki riwayat penyakit jantung. Namun setelaha enam tahun periode penelitian, peneliti menemukan 8600 responden meninggal. Dilaporkan 1650 diantaranya meninggal karena penyakit jantung.
Peneliti menemukan mereka yang berjalan lambat 1.8 hingga 2.4 kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung.
"Ini menunjukkan bahwa kecepatan berjalan bisa menjadi petunjuk risiko kematian akibat penyakit jantung. Mereka yang berjalan lebih cepat cenderung lebih bugar dan risiko kematian menjadi rendah," ujar peneliti utama Profesor Tom Yates.
Ini bukan studi pertama yang menghubungkan penyakit jantung dan kecenderungan berjalan yang lambat. Penelitian 2009 silam juga telah menyimpulkan bahwa berjalan lambat sangat terkait dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung dan stroke.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia