Suara.com - Menurut penelitian baru yang dilakukan oleh Simplyhealth, hampir setengah dari orang-orang Inggris lebih suka mengorbankan aktivitas bercinta daripada mengonsumsi gula.
Itulah kesimpulan data setelah mensurvei lebih dari 2.000 orang tentang kebiasaan makan dan gaya hidup mereka.
41 persen dari mereka secara mengejutkan mengaku dengan senang hati melupakan bercinta daripada menghilangkan kebiasaan mengonsumsi manis, sementara 1 dari 10 tidak bisa meninggalkan gula satu hari.
Seperempat orang mengatakan, mereka tidak tertarik untuk berhenti minum gula, meskipun pengaruhnya mengkhawatirkan terhadap berat badan (39 persen), diabetes (33 persen) dan kesehatan mulut (9 persen).
Ketika ditanya apa yang paling untuk mengurangi asupan gula, hampir dua per lima orang (39 persen) mengatakan bahwa pengetahuan alternatif gula yang lebih baik akan membantu, sementara 32 persen mengatakan lebih banyak akses membuat resep untuk makanan rendah gula.
Sementara dalam hal konsumsi gula, 36 persen orang khawatir akan kehilangan gigi, juga mengalami penyakit gusi (22 persen) dan bau mulut (19 persen).
Konsumsi gula meningkatkan risiko kerusakan gigi
Mengomentari temuan survei tersebut, Kepala Kebijakan Gigi di Simplyhealth, Dr. Henry Clover, mengatakan konsumsi gula meningkatkan risiko kerusakan gigi.
"Setiap kali kita memiliki sesuatu yang manis untuk dimakan atau diminum, bakteri di mulut kita memberi makan gula ini dan menghasilkan asam berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan gigi. Kemudian kita buang air liur kita sekitar satu jam untuk menetralkan asam ini dan mengembalikan mulut kita ke kondisi normal. Ini berarti semakin sering Anda mengekspos gigi ke gula, semakin banyak Anda meningkatkan kemungkinan kerusakan gigi," ungkapnya.
Baca Juga: Alasan Mengapa Gula Bikin Orang Cepat Merasa Haus
"Penelitian ini menunjukkan bahwa banyak orang menganggap sangat sulit membuang 'kalkun dingin' pada gula karena perubahan gaya hidup yang tiba-tiba dapat menyebabkan perubahan suasana hati, masalah konsentrasi atau tingkat energi rendah. Dengan secara bertahap menurunkan asupan gula kita, kita secara dramatis mengurangi risiko masalah kesehatan mulut. Selain gigi yang lebih sehat, orang yang mengurangi gula juga mengalami penurunan berat badan, peningkatan kulit dan tingkat energi yang meningkat," sambungnya. (Dailymail)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara