Suara.com - Asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan gangguan pada sistem pernapasan yang prevalensinya terus meningkat dari waktu ke waktu di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebut bahwa prevalensi asma mencapai 4.5 persen dari total populasi di Indonesia sedangkan PPOK mencapai 6.3 persen.
Peningkatan prevalensi kedua penyakit ini, kata dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, Prof Faisal Yunus MD, Ph.D, salah satunya disebabkan oleh diagnosis yang kurang akurat akibat belum tersedianya alat diagnosis untuk kedua penyakit tersebut di seluruh rumah sakit maupun puskesmas.
Untuk kasus penatalaksanaan penyakit asma, Prof Faisal menyebut bahwa belum semua fasilitas kesehatan memiliki alat pengukut puncak ekspirasi atau peak flow meter. Padahal alat ini dapat mendeteksi apakah asma yang diderita pasien sudah terkontrol atau belum.
"Karena tujuan pengobatan kita adalah agar pasien memiliki asma yang terkontrol dalam artian tidak ada serangan di malam hari sehingga seperti orang normal," ujar dia dalam temu media Peluncuran Program Healthy Lung, di Jakarta Selasa (26/9/2017).
Ia menambahkan, untuk obat-obatan asma sendiri memang sudah masuk dalam BPJS, sayangnya obat-obatan ini tidak tersedia di semua puskesmas. Akibatnya pasien kesulitan mendapatkan obat-obatan yang seharusnya diperolehnya sebagai peserta BPJS. Belum lagi pemerataan pengetahuan tenaga medis dalam penatalaksanaan asma.
Masalah yang sama juga terjadi dalam penatalaksanaan PPOK. Ia mengatakan, peningkatan kasus PPOK terjadi karena meningkatnya jumlah perokok di Indonesia. Selain itu kurang tersedianya alat spirometri untuk mendiagnosis PPOK juga menjadi pemicu diagnosis yang kurang akurat dalam penatalaksanaan PPOK.
"Sayangnya belum semua rumah sakit memiliki alat ini. Sehingga diagnosis hanya sekedar menanyakan pasien ada keluhan ini atau tidak. Diagnosis menjadi tidak akurat sehingga pengobatan juga tidak tepat," tambah dia.
Untuk mengatasi kebutuhan akan diagnosa dini dalam penanggulangan penyakit yang lebih baik, AstraZeneca berkomitmen membantu dalam pengembangan Pusat Inhalasi di lebih dari 300 Puskesmas dan RSUD di Jakarta, guna menyediakan akses yang lebih baik kepada pasien melalui program 'Healthy Lung'.
Cakupan tersebut akan diperluas hingga mencakup 4.000 Puskesmas dengan rawat inap di seluruh Indonesia dari tahun 2018 hingga tahun 2020. Saat ini, sudah berhasil dikembangkan 126 Pusat Inhalasi yang tersedia di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Hati-Hati, Bangkai Kecoak Bisa Memicu Serangan Asma!
Pendekatan program “Healthy Lung” lainnya ialah pengembangan kapasitas dan peningkatan kapabilitas tenaga kesehatan untuk tatalaksana penyakit paru. Disampaikan Rizman Abudaeri, Direktur PT AstraZeneca Indonesia, pihaknya akan menyediakan kegiatan edukasi bagi tenaga kesehatan dalam penanganan penyakit asma, PPOK dan kanker paru secara lebih baik. Program ini sejalan dengan upaya penambahan Pusat Inhalasi di Puskesmas dan RSUD.
"Tujuan kami adalah untuk memberikan edukasi bagi sekitar 5000 tenaga kesehatan, yang kami prediksi akan menyasar kurang lebih 10juta pasien," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan