Suara.com - Seorang lelaki mengklaim dirinya berhaisl menurunkan berat badan lebih dari 50 kilogram dalam satu tahun hanya dengan mengonsumsi kentang setiap makan.
Lelaki bernama Andrew Flinders Taylor ini menciptakan makanannya sendiri setelah dia mendapatkan saran dari dokter dan ahli gizi. Sejak 2016 dirinya hanya makan kentang. Di akun media sosialnya 'Spud Fit', Taylor mendokumentasikan dietnya, dan menjelaskan bagaimana cara diet itu bekerja untuknya.
Tapi, diet cara ini berdampak buruk karena dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius.
Ahli gizi profesional Rhiannon Lambert yang juga seorang ahli gizi di klinik Harley Street, kentang memang mengandung banyak serat. Namun, jika hanya makan kentang, Anda bisa terancam kekurangan nutrisi lain yang efeknya bisa sangat merusak.
"Saya sangat khawatir jika seseorang memulai diet yang sangat ketat seperti ini karena ada begitu banyak nutrisi yang Anda lewatkan," ujar dia.
Jika Anda tidak makan apa-apa selain kentang, lanjut dia, Anda akan kehilangan nutrisi makro, asam lemak, omega 3, kekurangan protein, dan kurangnya nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk perbaikan seluler, berbagai jenis energi setiap hari, dan fungsi kognitif.
Meski Taylor bisa bertahan dengan diet ini, kata Lambert, kesehatan ususnya berpotensi memburuk.Meskipun kentang mengandung banyak serat, dan vitamin C, dan ada antioksidan di dalamnya, kentang tidak mengandung jumlah nutrisi yang bervariasi agar tubuh berfungsi dengan baik.
"Saya bukan penggemar diet. Jika dilakukan jangka pendek, cepat, dan tidak berkelanjutan, bisa merusak hubungan seseorang dengan makanan," ujarnya.
Rupanya, diet hanya dengan makanan, juga bisa membahayakan selera Anda, yang berarti mereka akan menderita atau sulit menyesuaikan kembali saat Anda mencoba mengenalkan kembali makanan tertentu.
Apalagi, cara menyajikan kentang yang juga akan mengubah manfaatnya.Misalnya kentang dingin, dalam salad, akan lebih bermanfaat bagi seseorang yang ingin menurunkan berat badan, daripada kentang panas, namun manfaat ini murni untuk selera dan kadar gula darah, bukan keuntungan kesehatan.
"Dia mungkin memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dia terus diet dan kehilangan berat badan dan tentu saja berat badannya akan turun. Ini bukan akibat langsung dari kentang, ini adalah hasil dari penurunan energi dalam makanan," jelas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya