Suara.com - Otak yang belum 'matang' selama masa remaja awal merupakan sebab di balik pertanyaan mengapa beberapa remaja kurang menanggapi insentif seperti uang tunai bila diminta mengerjakan sesuatu.
Salah satu contohnya, hasil yang beragam saat peneliti melakukan percobaan dengan meminta remaja meningkatkan prestasi dan kinerja sambil diiming-imingi uang.
Seorang psikolog asal Amerika Serikat mengungkapkan, sirkuit otak remaja masih dalam masa perkembangan, sehingga sulit bagi mereka mengatasi dan tahu tujuan mereka.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications itu menunjukkan, konektivitas otak terus berkembang sepanjang masa remaja yang memengaruhi kemampuan remaja untuk tampil saat taruhannya tinggi.
Dalam penelitian tersebut, para periset dari Harvard University menggunakan functional resonance imaging atau FMRI, yang mengukur aktivitas otak dengan mendeteksi perubahan yang terkait dengan aliran darah.
Responden penelitian yang terdiri dari remaja berusia 13 sampai 20 tahun, dipindai pada bagian otaknya saat memainkan permainan dalam komputer.
Mereka diminta bermain permainan dengan taruhan yang cukup tinggi di mana mereka bisa memperoleh $ 1 untuk jawaban yang benar atau kehilangan 50 sen untuk jawaban yang salah.
Untuk taruhan yang lebih rendah, mereka bisa memperoleh 20 sen saat menjawab benar atau kehilangan 10 sen bila menjawab salah.
Peneliti utama Katie Insel mengatakan bahwa remaja yang lebih tua dapat meningkatkan kinerjanya saat taruhannya tinggi. Namun, remaja muda tampil serupa untuk hasil taruhan rendah maupun tinggi.
Baca Juga: Pertemanan Sehat untuk Remaja 'Zaman Now' ala Eskulin
"Temuan ini menunjukkan bahwa konektivitas otak terus berkembang sepanjang masa remaja," katanya kepada BBC News.
"Ini berarti bahwa saat usia remaja, mereka menjadi lebih baik dalam menyesuaikan konektivitas otak melalui konteks motivasi, yang pada gilirannya memungkinkan mereka untuk melakukan hal lebih baik saat bekerja menuju tujuan bernilai tinggi," sambungnya.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hubungan antara berbagai bagian otak perlu waktu bertahun-tahun untuk berkembang.
Bagian terakhir dari otak agar dinyatakan 'matang' adalah korteks prefrontal, yang bertanggung jawab untuk hal-hal seperti perencanaan, mengendalikan emosi dan empati. (BBC)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar