Suara.com - Metode kontrasepsi yang sering digunakan di Indonesia saat ini adalah KB suntik dan pil KB yang jika digabung keduanya, penggunanya mencapai sekitar 50 persen.
Namun, sebenarnya ada beberapa pilihan alat kontrasepsi jangka panjang yang lebih efektif dengan angka kegagalan rendah, seperti IUD (alat kontrasepsi dalam rahim) dan implan atau dikenal dengan susuk KB.
“Pil dan suntik KB memiliki tingkat kegagalan lebih tinggi dibandingkan alat KB jangka panjang seperti implan dan IUD, karena pil harus diminum setiap hari pada waktu yang sama. Demikian pula dengan suntik baik 1 maupun 3 bulan sekali,” jelas dr. Julianto Witjaksono SpOG dari FKUI RSCM, dalam diskusi yang diselenggarakan Forum Ngobras tentang “Implan Sebagai Alat Kontrasepsi Jangka Panjang yang Aman dan Nyaman” di Jakarta, (11/12/2017).
Data WHO menunjukkan, tingkat kegagalan dengan pil KB sekitar 90 per 1.000 orang, dan suntik 60 per 1.000 orang.
Implan, kata dr Julianto memiliki angka kegagalan hanya 0,5 persen atau terkecil bahkan dibandingkan dengan IUD yang 8,5 orang dari 1.000 pengguna.
Sayangnya implan memang kurang popular di Indonesia. Data BKKBN tahun 2013 menunjukkan, peserta baru KB untuk Implan 9,23 persen, IUD 7,75 persen, Suntikan 48,56 persen, Pil 26,60 persen, dan kondom 0,6 persen.
Salah satu penyebabnya, harga implan yang memang lebih mahal. Menurut dr. Julianto, ada beberapa jenis implan KB yang sudah digunakan di Indonesia. Dulu di tahun 80-an, digunakan implan KB 6 batang.
“Karena implan KB dipasang di bawah kulit, maka jika jumlahnya mencapai 6 batang, maka akan kesulitan untuk pengambilannya setelah masa habis pakai,” tambah dia.
Implan KB 6 batang saat ini sudah tidak digunakan lagi. Generasi implan KB terbaru hanya terdiri dua atau satu batang. Semakin kecil jumlah batangnya, tentu pemakaian semakin mudah tanpa mengurangi manfaatnya.
Dokter Julianto menjelaskan, KB Implan dipasang di lengan atas bawah kulit. Pemasangan implan KB dilakukan dokter kebidanan dan kandungan atau bidan yang sudah mendapatkan pelatihan, menggunakan alat pemasang (trocar).
Ukuran diameter implan sangat kecil, hanya 1-2 mm.
“Implan direkomendasikan pada perempuan sehat semua usia, tetapi untuk yang berusia di atas 40 tahun sangat baik karena mengurangi risiko kanker payudara. Karena, implan KB hanya berisi hormon progestin dan sama sekali tidak mengandung hormon estrogen yang selama ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara,” jelas Julianto.
Cara kerja hormon progestin adalah mengentalkan lendir di bibir rahim sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim dan membuahi sel telur.
Dengan teknologi tinggi, hormon progestin akan dilepaskan sedikit demi sedikit dari pori-pori batang implant, dengan masa kerja 3-5 tahun.
Keunggulan implan KB, kata dia, sangat mudah dan efektif (99,95 persen), mudah digunakan, kesuburan segera pulih setelah susuk KB diangkat dan aman digunakan pada ibu menyusui.
“Efek jangka panjang lain adalah menurunkan risiko kehamilan di luar kandungan," tandas Julianto.
Baca Juga: Kontrasepsi Hormonal Tingkatkan Risiko Kanker Payudara
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara