Suara.com - Sebuah klaim dari peneliti di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa ketamin, salah satu obat anastesi, dianggap efektif untuk mengurangi pikiran bunuh diri pada orang yang depresi.
Periset menemukan bahwa pemberian ketamin dalam dosis rendah dapat mengurangi pikiran bunuh diri dalam beberapa jam.
"Ada jendela kritis di mana pasien depresi yang membutuhkan bantuan bunuh diri dengan cepat untuk mencegah kerugian diri sendiri," kata Michael Grunebaum dari Columbia University Medical Center di AS.
"Antidepresan yang ada saat ini bisa efektif dalam mengurangi pikiran untuk bunuh diri pada pasien dengan depresi, tapi mereka (baru) memiliki efek berminggu-minggu," kata Grunebaum lagi.
Sebagian besar percobaan penggunaan antidepresan telah membuat pasien menyingkirkan pemikiran dan perilaku bunuh diri. Pada penelitian menggunakan dosis rendah ketamin, terbukti penurunan gejala depresi lebih cepat, dan disertai dengan penurunan pemikiran untuk bunuh diri.
"Pasien bunuh diri dan depresi membutuhkan perawatan yang cepat dan efektif dalam mengurangi pikiran untuk bunuh diri, saat risiko tengah tinggi. Saat ini, tidak ada perawatan untuk menghilangkan cepat pemikiran bunuh diri pada pasien depresi," kata Grunebaum.
Dalam studi yang dipublikasikan di American Journal of Psychiatry ini, 80 orang dewasa yang tengah depresi dan memiliki pikiran bunuh diri, menerima infus ketamin dan midazolam atau obat penenang dosis rendah.
Hasilnya, dalam waktu 24 jam, kelompok ketamin berhasil menurunkan pemikiran bunuh diri lebih besar daripada kelompok midazolam. Perbaikan dalam pemikiran bunuh diri dan depresi pada kelompok ketamin juga berhasil bertahan hingga enam minggu. Mereka yang berada dalam kelompok ketamin bahkan mengalami peningkatan suasana hati yang lebih besar.
Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketamin menurunkan keinginan bunuh diri hingga sepertiga, dan pengobatan ketamin memiliki efek anti-bunuh diri yang lebih spesifik.
"Studi ini menunjukkan bahwa ketamin menawarkan janji sebagai pengobatan yang cepat bertindak untuk mengurangi pikiran bunuh diri pada pasien dengan depresi," kata Grunebaum.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
Terkini
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar