Suara.com - Selain menjaga kesehatan usus, mengonsumsi makanan kaya probiotik (bakteri baik) juga dipercaya dapat membantu melindungi seseorang dari depresi.
Kesimpulan ini didapat setelah peneliti di Denmarka melakukan sebuah penelitian dengan menggunakan tikus.
Dalam penelitian tersebut tikus percobaan tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok diberi makanan tinggi lemak dan tak berserat, sementara kelompok lainnya diberi air dengan kandungan probiotik.
Setelah 12 minggu, para peneliti mengamati tikus yang hidup hanya dengan mengonsumsi makanan berlemak akan mengembangkan perilaku yang serupa dengan depresi.
Sementara tikus yang menerima air minum yang diperkaya dengan probiotik tetap akan berperilaku normal. Tikus yang tidak menerima probiotik terpantau mengalami peningkatan jumlah sel darah putih di jaringan otak.
Hal tersebut merupakan tanda awal adanya peradangan kronis. Sel darah putih juga biasanya meningkat pada jaringan lemak dan jantung orang dengan masalah kelebihan berat badan maupun penderita diabetes.
Sebaliknya, sel darah putih ditemukan menurun pada otak tikus yang mengonsumsi air probiotik. "Ini mungkin menunjukkan bahwa probiotik bekerja dan memprogram ulang sistem kekebalan tubuh. Dalam penelitian ini, tikus mengimbangi konsekuensi makan berlemak dengan bantuan probiotik, sehingga mereka setara dengan rekan mereka di kelompok kontrol," kata Anders Abildgaard, seorang peneliti di Aarhus University di Denmark dilansir Zeenews.
Kata Abildgaar, ini adalah penemuan menarik yang mendukung kesimpulan bahwa probiotik, terutama yang bekerja di usus juga dapat mempengaruhi otak. "Itu membuat hasil menarik untuk pengobatan depresi," tambahnya.
Meski begitu, peneliti mengakui hasilnya belum bisa ditransfer ke orang-orang dengan depresi. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Brain, Behavior, and Immunity.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis