Suara.com - Malam pergantian tahun baru kini tinggal hitungan jam. Salah satu pernak-pernik 'wajib' dalam merayakan pergantian tahun adalah terompet.
Namun, saat ini muncul keraguan di tengah masyarakat untuk membeli terompet.
Penyebabnya lantaran adanya isu tak sebab mengenai penyebaran penyakit difteri melalui tiupan terompet bergantian atau penggunaan alat makan bersama.
Dalam keterangan resminya, Kementerian Kesehatan menggarisbawahi, jika seseorang telah diimunisasi secara lengkap, maka tak perlu takut akan infeksi penyakit, karena pada dasarnya dirinya telah memiliki kekebalan spesifik terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), salah satunya difteri.
"Yang penting itu (riwayat) imunisasinya. Imunisasi itu bisa mencegah difteri. Kalau sudah imunisasi kan sudah kebal," tutur Direktur Surveilans dan Kerantina Kesehatan Kemenkes RI, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, DSc.
Dijelaskan oleh dr. Jane, masyarakat memang tidak diperbolehkan untuk bergantian menggunakan peralatan makan dengan penderita Difteri. Begitu pula dengan penggunaan terompet tahun baru.
Kemenkes menyarankan agar satu terompet diperuntukkan hanya untuk satu orang, tidak untuk ditiup secara bergantian.
"Menularnya paling kalau digunakan berpindah (bergantian). Ya, itu bisa, karena ludah kita menempel di mulut terompet. Penderita (difteri) kan tidak boleh tukar menukar peralatan makan, sama saja kan salah satu penyebarannya bisa lewat air liur," terang dr. Jane.
Namun kata dia, perlu penelitian untuk dapat membuktikan apakah benar bahwa kuman difteri bisa menular dengan cepat melalui semburan ujung terompet.
Baca Juga: Terompet Bisa Menularkan Difteri? Ini Kata Dokter
Karena menurutnya, difteri merupakan penyakit yang mudah menular dengan atau tanpa media terompet sekalipun.
"Penyebaran kuman penyebab difteri ini sangat mudah, bisa melalui bicara atau bersin (yang tidak ditutup), bisa sejauh 7 meter. Tidak perlu bantuan terompet”, tandas dr. Jane.
Secara khusus kepada masyarakat, dr. Jane mengingatkan untuk tetap menjaga kebersihan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menggunakan masker bila sedang sakit, dan upayakan tidak melakukan kontak dengan penderita difteri.
Berita Terkait
-
Rayakan Natal dan Tahun Baru 2026 Penuh Warna di Satoria Hotel Yogyakarta
-
Sukses Intervensi Penurunan Stunting, Gubernur Ahmad Luthfi Terima Penghargaan Kemenkes
-
Admedika Hadirkan VIP Lounge di RSUP Kemenkes Surabaya, Tingkatkan Kualitas Layanan
-
Anomali Gizi Proyek PMT: KPK Butuh Sampel Biskuit untuk Jerat Koruptor Alkes Ibu Hamil
-
Lowongan Kerja Kemenkes Oktober 2025: Ini Jadwal, Posisi, Syarat dan Cara Daftarnya
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?